Dear Jatim Geruduk Gedung DPRD Sumenep, Bawa 7 Tuntutan

SUMENEP, LensaMadura.com – Puluhan massa yang tergabung dalam Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) menggelar aksi mimbar bebas di depan kantor DPRD Kabupaten Sumenep, Minggu malam, 31 Agustus 2025.
Aksi digelar dengan menyalakan lilin dan flare merah sebagai simbol duka dan perlawanan atas tragedi kemanusiaan yang menewaskan Affan Kurniawan (21), pengemudi ojek online yang dilindas mobil rantis Brimob saat demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis, 28 Agustus lalu.
“Gugurnya Affan bukan sekadar kecelakaan, ini tamparan keras bagi wajah demokrasi Indonesia. Reformasi Polri yang dijanjikan sejak 1998 terbukti belum menyentuh substansi,” kata Koordinator Lapangan Dear Jatim, Bagas Normahendra, dalam orasinya.
Massa menilai tragedi itu mencerminkan lemahnya perlindungan negara terhadap rakyat. Mereka juga menyoroti praktik represif aparat, impunitas, serta rendahnya penghormatan terhadap hak asasi manusia yang dianggap masih mengakar di tubuh Polri.
Dalam pernyataan sikap, Dear Jatim membacakan tujuh tuntutan, antara lain:
1. Mendesak Kapolri mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan politik.
2. Menuntut pencopotan Komandan Korps Brimob dan Kapolda Metro Jaya.
3. Mendorong investigasi independen oleh Komnas HAM dan Kompolnas.
4. Transparansi pemeriksaan terhadap tujuh anggota Brimob yang terlibat serta penegakan hukum.
5. Evaluasi menyeluruh di tubuh Polri untuk mengembalikan mandat reformasi 1998.
6. Jaminan perlindungan hukum bagi keluarga korban Affan Kurniawan dan rakyat sipil lainnya.
7. Pemerintah segera mengambil langkah solutif atas kondisi bangsa.
Aksi berlangsung kondusif. Lilin yang berjejer di pagar gedung DPRD menambah khidmat suasana ketika massa bergantian menyampaikan orasi.
Dear Jatim menyerukan masyarakat agar menjaga kondusivitas dan menolak segala bentuk anarkisme.
“Jika Polri terus berperan sebagai mesin represi yang menakut-nakuti rakyat, maka cita-cita reformasi 1998 telah dikhianati,” ujar Bagas. (*)