LensaMadura.com – Fitur penulisan berbasis kecerdasan buatan (AI) di platform jejaring profesional LinkedIn ternyata belum banyak menarik minat pengguna.
CEO LinkedIn, Ryan Roslansky, dalam wawancara dengan TechCrunch pada Minggu, 22 Juni 2025 mengungkapkan bahwa fitur AI yang memberikan saran untuk menulis resume atau unggahan lainnya belum memperoleh respons positif seperti yang diharapkan.
Menurut Roslansky, penggunaan AI dalam menulis di LinkedIn menghadapi tantangan besar. Hal ini disebabkan karena konten yang dipublikasikan di platform tersebut dianggap sebagai cerminan dari curriculum vitae (CV) seseorang, yang sangat krusial dalam proses melamar pekerjaan.
“Jika seseorang mendapat kritik di platform seperti X atau TikTok, itu mungkin hal yang lumrah. Namun, jika hal itu terjadi di LinkedIn, dampaknya bisa langsung mempengaruhi peluang ekonomi pribadi,” ujar Roslansky.
Meski fitur penulisan AI belum populer, LinkedIn mencatat lonjakan signifikan dalam permintaan pekerjaan yang memerlukan keterampilan AI meningkat enam kali lipat dalam setahun terakhir.
Selain itu, jumlah pengguna yang mencantumkan keahlian AI dalam profil mereka juga melonjak hingga 20 kali lipat. (ant)