Jalan Rusak Menuju Hari Jadi ke-756 Sumenep
LENSAMADURA.COM – Sumenep genap berusia 756 tahun pada 31 Oktober 2025. Sebuah usia yang panjang bagi kabupaten paling timur di Pulau Madura, yang kini diganti dengan julukan “Kota Keris”.
Namun di tengah gegap gempita perayaan, ada ironi yang mencolok. Yakni sejumlah jalan kabupaten di wilayah ini justru hancur dan memprihatinkan, seolah ikut menua tanpa pernah benar-benar diperbaiki.
Ambil contoh jalan pantura di Dusun Torango, Desa Juruan Daya, Kecamatan Batuputih. Jalur ini sejatinya menjadi urat nadi yang menghubungkan Desa Badur di sisi barat hingga Desa Legung, Batang-batang di timur.
Tapi yang tersisa kini hanyalah-kurang lebih- bentangan 1 km aspal mengelupas, berlubang di sana-sini, berdebu di musim kemarau, dan berubah jadi kubangan lumpur di musim hujan seperti sekarang. Becek.
Warga sudah lama mengeluh. Mereka mungkin sudah bosan menambal jalan dengan swadaya, sementara pemerintah daerah seperti absen mendengar.
LensaMadura.com bahkan sempat menyoroti kondisi jalan itu pada 2024. Saat itu, DPRD Sumenep mengakui persoalan belum tertangani karena anggaran terbatas, dan mendorong Dinas PUTR segera bertindak. Setahun berlalu, masih nihil. Jalan itu tetap rusak, seolah waktu dan hujan bersekongkol menertawakan birokrasi yang lamban.
Luka ini terasa semakin perih hingga Hari Jadi ke-756 Sumenep. Di satu sisi, spanduk ucapan selamat mulai bermunculan di pinggir kota, ada pagelaran budaya, penobatan Arya Wiraraja, dan haul raja-raja turut menyesaki kalender event, serta mega konser mungkin juga tengah disiapkan.
Di sisi lain, masyarakat di pelosok Torango harus tetap berjibaku melewati jalan bergelombang untuk mengantar hasil tani, membawa anak ke sekolah dan pesantren, atau sekadar pergi ke pasar.
Pemerintah kabupaten tampaknya masih lebih sibuk dengan seremoni ketimbang infrastruktur dasar yang menjadi hak warga. Padahal, jalan adalah simbol konektivitas, penghubung antar kampung, antarwilayah. Kampung yang menyimpan nurani bumi, sekaligus pengukur sejauh mana pembangunan menjangkau seluruh penjuru.
Hari jadi seharusnya menjadi momentum introspeksi. Birokrasi jangan hanya lihai berpesta, tapi juga menengok jalan-jalan yang retak di bawah kaki rakyatnya. Sebab peradaban daerah tidak diukur dari meriah panggung peringatan, tetapi dari seberapa mulus jalan rakyat menuju masa depan.
Selamat Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep. Teruslah berkibar, menuntun mereka ke jalan yang benar. ***
(M Rifqiyadi)