SKK Migas dan KEI Salurkan Bantuan untuk UMKM dan Petani di Kepulauan Sapeken
SUMENEP, LensaMadura.com – SKK Migas bersama Kangean Energy Indonesia (KEI) menyalurkan bantuan bagi masyarakat di wilayah kerja perusahaan.
Melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) 2025, KEI memberikan berbagai peralatan untuk mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan kelompok tani di Desa Paliat, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Penyerahan bantuan tersebut berlangsung di Balai Desa Paliat. Perwakilan KEI hadir langsung menyerahkan perlengkapan kepada kelompok penerima manfaat.
Bantuan untuk pelaku UMKM terdiri atas 17 unit mesin jahit manual, 46 meteran butterfly, 46 gunting benang, 184 pak jarum, 230 lusin benang, 46 gunting kain, 6 mesin obras elektrik, 90 rol benang obras, dan 23 tas ritsleting.
Sementara untuk sektor pertanian, KEI menyerahkan lima set mesin perontok padi kepada Kelompok Tani Lestari.
Manager Humas KEI, Kampoi Naibaho, mengatakan program ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam memperkuat ekonomi masyarakat di wilayah operasi.
“Kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku UMKM dan kelompok tani di Desa Paliat,” ujar Kampoi.
“KEI akan terus konsisten menjalankan program yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.
Menurut Kampoi, program PPM yang dijalankan di Sapeken merupakan hasil penjaringan aspirasi dari tingkat dusun hingga kabupaten. Usulan dari warga kemudian diselaraskan dengan pemerintah daerah agar tidak tumpang tindih dengan program yang sudah ada.
“Kami berkomitmen menuntaskan PPM yang tepat guna dan sesuai kebutuhan lapangan,” katanya.
Salah satu penerima bantuan, Sanaton, warga Dusun Susunan, mengaku terbantu dengan dukungan tersebut.
“Mesin jahit dan perlengkapan ini sangat membantu kami untuk meningkatkan hasil usaha. Semoga program seperti ini terus berlanjut,” tuturnya.
Sekretaris Desa Paliat, Saerno, menyebut program PPM dari SKK Migas–KEI menjadi bagian dari upaya memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat kepulauan.
“Program ini juga mempererat hubungan baik antara perusahaan dan warga di sekitar area operasi migas,” ujarnya. (*)



