JAKARTA, LensaMadura.com – SKK Migas bersama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 serta seluruh KKKS dan stakeholder berkomitmen untuk mendukung target swasembada energi oleh pemerintah melalui pengelolaan proyek hulu migas yang lebih baik dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Komitmen ini ditegaskan dalam Rapat Kerja Manajemen Proyek (RKMP) Tahun 2025 dengan tema “New Mindset to Perform Project Activities in WP&B 2025 Achieving on Time, On Budget and On Scope (OTOBOS)” yang diselenggarakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Rabu-Kamis, 26-27 Februari 2025.
Dalam RKMP 2025 Semester 1 ini melibatkan sekitar 540 peserta yang terdiri dari SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Penyedia Barang dan Jasa di lingkungan hulu migas (PBJ).
Pertemuan ini sekaligus bertujuan untuk evaluasi kinerja proyek-proyek yang berada di bawah SKK Migas pada tahun 2024 dan menjadi wadah pembelajaran bersama untuk perbaikan berkelanjutan pada proyek-proyek pada tahun 2025.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, menekankan kembali pentingnya proyek hulu migas untuk dapat beroperasi sesuai target. Sehingga memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pencapaian target produksi migas nasional.
Dikatakan, diperlukan strategi baru serta komitmen bersama dari seluruh pihak, termasuk SKK Migas, KKKS untuk melakukan debottlenecking dalam pelaksanaan proyek tersebut.
“Kolaborasi yang solid dan eksekusi tepat waktu akan membantu proyek-proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai budget dan on scope serta memberikan kontribusi produksi sesuai yang diharapkan,” kata Taufan Marhaendrajana dikutip pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Pada kesempatan tersebut, Taufan juga mengajak agar pelaku proyek hulu migas nasional untuk terus menjaga semangat kolaborasi, sinergi, bertanggung jawab atas peran masing-masing.
“Kami berharap selalu proaktif dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan potensi hambatan sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi keberhasilan industri migas,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Manajemen Proyek SKK Migas, Syaifudin, menyampaikan RKMP bertujuan meningkatkan engagement dan kolaborasi antar pemangku kepentingan utama proyek hulu migas, serta bentuk program continuous improvements dalam pelaksanaan proyek salah satunya perubahan paradigma dalam pengelolaan proyek hulu migas.
“Sehingga kinerja proyek-proyek bisa mencapai target yaitu On Time, On Budget, On Scope (OTOBOS) atau lebih baik lagi, terutama bagi 15 proyek strategis hulu migas yang akan onstream di tahun 2025 ini. Melalui kegiatan ini secara bersama-sama mengupayakan pencapaian proyek migas dapat berjalan sesuai plannya,” jelasnya.
Syaifudin menyampaikan terim akasih kepada manajemen dan tim PEPC Zona 12 sebagai host kegiatan bisa digelar, sehingga terjadi kolaborasi dan konsolidasi dalam mendukung ketahanan energi nasional.
General Manager PEPC Zona 12, Bapak Mefredi memaparkan pentingnya untuk mensukseskan kegiatan RKMP ini karena pada akhirnya akan mendukung keberhasilan proyek hulu migas melalui sharing dan kolaborasi.
Dia mengatakan, keberadaan PEPC Zona 12 juga memberikan kontribusi dalam sektor hulu migas di Indonesia, dengan berbagai proyek strategis yang berfokus pada pengelolaan energi secara berkelanjutan.
“Dalam menjalankan proyek dan mengeksekusi proyek juga dibutuhkan persiapan matang, disiplin yang tinggi serta stamina agar target OTOBOS (On Time, On Budget, On Scope) dapat tercapai. Terima kasih kepercayaan kepada PEPC untuk mengejar forum ini,” kata Syaifuddin.
Pada RKMP tahun 2025 ini, selain dilakukan sharing knowledge dan lesson learned terkait pelaksanaan FEED (Front End Engineering Design) maupun EPC (Engineering, Procurement & Construction), dilakukan juga penandatanganan komitmen bersama antara SKK Migas, KKKS dan Penyedia Barang dan Jasa.
MoU dilakukan untuk dapat mendorong peningkatan kapasitas produksi nasional, perbaikan berkelanjutan proyek, peningkatan kinerja proyek dan memperkuat kolaborasi antar stakeholder untuk mendorong implementasi praktik terbaik dalam manajemen proyek hulu migas.
Deklarasi ditandatangani oleh ratusan perwakilan industri hulu migas, dan menjadi simbol keseriusan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan target produksi migas nasional. (*)