LensaMadura.com – Badur merupakan salah satu nama desa yang terletak di Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, Madura.
Secara geografis, Desa Badur berada di kawasan pesisir paling utara di Kabupaten Sumenep. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar kurang lebih 30 km.
Jika ditinjau dari wilayah administrasi, Desa Badur teridiri atas 5 dusun. Yaitu Dusun Mura’as, Dusun Candi, Dusun Perreng, Dusun Talaran, dan Dusun Jala’oan.
Uniknya, kelima dusun tersebut menyimpan makna simbolik yang diadaptasi dari adat dan kebiasaan masyarakat Badur.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Badur, Ismail, mengungkap makna nama-nama dusun di Desa Badur.
Dalam sebuah kesempatan, Ismail mulanya menceritakan makna Badur yang bersumber dari cerita lisan masyarakat setempat.
Dia menerangkan, Badur dikiaskan atau dianalogikan dengan istilah kendhur (bahasa Madura) yang berarti ‘kendur’. Dalam bahasa Indonesia, kendur memiliki arti kondisi yang tidak kencang, longgar atau melemah.
“Artena lamba’ masarakat Badur reya orengnga dhur-kendhur (Artinya dulu masyarakat Badur ini memiliki karakter ‘kendur’,” demikian yang disampaikan Ismail saat berbincang dengan tim media ini beberapa tahun yang lalu.
Lebih lanjut, Ismail menerangkan makna di balik nama-nama dusun yang ada di Desa Badur.
Berikut media rangkum berdasarkan cerita lisan yang disampaikan oleh Ismail.
Makna Nama-Nama Dusun Di Desa Badur
Dusun Mura’aas dikiaskan atau dianalogikan dengan istilah angas (Bahasa Madura) yang berarti berani. Masyarakat di wilayah Dusun Mura’as konon diklaim memiliki karakter yang berani, dan kuat.
Kemudian, Dusun Candi, yang terletak di dataran tinggi, konon dulu terdapat sebuah bangunan candi di wilayah tersebut. Namun, Ismail tidak menyebutkan secara spesifik bangunan kuno tersebut.
Selanjutnya, Dusun Perreng dikiaskan dengan istilah areng-rengen (Bahasa Madura). Makna ini merujuk pada karakter masyarakat Dusun Perreng yang kerap berselisih, tidak akur, dan mudah mengeluh.
Sementara, Dusun Jala’oan dianalogikan dengan istilah pacolo’an (Bahasa Madura) dari kata colo’ yang berarti mulut. Makna ini diklaim merujuk pada karakater masyarakat kuno setempat yang banyak bicara, cerewet dan sejenisnya.
Terakhir, Dusun Talaran merujuk pada istilah alar-laran (Bahasa Madura) yang berarti bersikap ikut-ikutan. Dalam bahasa Madura, ro’-noro’ pato. Pemaknaan ini menggambarkan karakter masyarakat yang cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Kurang lebih begitu.
Itulah sekilas tentang makna nama-nama Dusun yang ada di Desa Badur, Batuputih, Sumenep. (mr)
Disclaimer: Tulisan ini bersumber dari tradisi lisan masyarakat setempat. Media ini mengumpulkan dan menuliskanya kembali. Tidak ada rujukan berupa arsip, manuskrip, dll karena keterbatasan akses dan rentang waktu. Koreksi dan kritik dari pembaca kami persilakan.