Maf’ul Ma’ah مَفْعُوْلُ مَعَهُ ialah isim manshub yang terletak setelah huruf Wau (و). Akan tetapi, wau tersebut tidak bermakna DAN (kata sambung). Melainkan mempunayi arti bersama atau kebersamaan. Maka dari itulah Maf’ul Ma’ah juga disebut Wau Ma’iyyah, sehingga wawu maiyah pengertiannya sama saja dengan Maf’ul Ma’ah.
Contoh: سِرْتُ وَالْجَبَلَ (Aku berjalan bersama gunung). Kata الْجَبَلَ dibaca manshub dengan berharokat fathah karena sebagai maf’ul ma’ah dalam bentuk isim mufrod. Contoh lain:
- جَاءَ الرَّجُلُ وَزَوْجَتُهُ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ
- اِِسْتَيْقَظْتُ وَتَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ
- سِرْتُ وَالنِّيْلَ
- قَرَأْْتُ القُرْءَانَ وَالْمِصْبَاحَ
- رَجَعَ الْقَوْمُ وَطُلُوْعَ الْفَجْرِ
Cara membedakan Wau Ma’iyyah dengan Wau ‘Athaf
Sebelumnya saya pernah menulis tentang wau athaf pada bab tentang athaf. Karena disini membahas masalah wau ma’iyyah. Adakalah kita perlu mengetahui perbedaannya.
1. Kalau wau athof, i’robnya (harokat) mengikuti lafadz sebelumnya. Jika harokat fathah maka ma’tufnya juga fathah. jika kasroh maka juga kasroh. Jika harokatnya dhammah maka ikut dhammah. Berbeda dengan wawu ma’iyyah. I’robnya harus nashob sebagaimana pengertian diatas. Contoh : جَاءَ عُمَرُ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Telah datang umar bersama dengan tenggelamnya matahari) Kata غُرُوْبَ manshub dengan harokat fathah karena sebagai maf’ul ma’ah
2. Untuk membedakan Wau Ma’iyyah dengan Wau ‘Athaf bisa juga dilihat dari makna/artinya. Kalau Wau ‘Athaf bermakna DAN (kata sambung), maka Wau Ma’iyyah bermakna BERSAMA.
SYARAT SYARAT MAF’UL MA’AH
1. Berbentuk isim Fadhlah
Adanya isim tersebut termasuk kelebihan. Maksudnya tanpa adanya isim terebut sebenarnya jumlah tersebut sudah bisa dipahami
contoh : دَعِ الظَّالِمَ وَالأَيَّامَ
2. Sebelum Wawu Ma’iyyah ada Jumlah contoh جَاءَ الاَمِيرُ وَالجَيْسَ (raja datang bersamaan dengan prajurit)
3. Maf’ul ma’ah terletak langsung setelah huruf WAU yang disebut dengan WAU ma’iyyah. Tidak boleh ada lafadz pemisah sebelumnya.
4. WAU ma’ah menunjukkan suatu kebersamaan, bukan kata sambung
Berikut adalah contoh-contoh maf’ul ma’ah atau wau ma’iyyah:
- غَزَا الْجُنُوْدُ وَالْقَائِدَ (para tentara berperang beserta panglima)
- كَتَبْتُ وَزَيْدًا الرِّسَالَةَ (saya menulis surat bersama zaed)
- ذَهَبَ التُّجَّارُ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (para pedagang pergi ketika terbit matahari)
- شَرِبَ الْمُدَرِّسُ وَ التِّلْمِيْذَ (Guru itu minum bersamaan dengan murid)
- وَقَفَ الْوَلَدُ وَ الضِّيْفَ (Anak laki-laki itu berhenti bersamaan dengan tamu)
- جَاءَ عُمَرُ وَغُرُوْبَ الشَّمْسِ (Umar datang bersama dengan tenggelamnya matahari)
- جَاءَ مُحَمَّدٌ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ (Muhammad datang bersamaan dengan terbitnya matahari)
Sumber Rujukan :
- Ilmu Nahwu – Terjemah Matan Al-Jurumiyyah dan Imrithy kaarya K.H. Moch. Anwar
- Terj. Alfiyah Syarah Ibnu ‘Aqil karya Bahaud Din Abdullah ibnu ‘Aqil
- Al-Qawaid al-Asasiyah lil lughah al-‘Arabiyah karya Ahmad al-Hasyimi
- https://nahwusharaf.wordpress.com
- badaronline.com
- Catatan Nahwu Pribadi