SUMENEP, lensamadura.com – Batik Rato yang diproduksi oleh Wirausaha Muda Sumenep (WMS) semakin melejit.
Pasalnya, Batik Rato WMS semakin hari banjir peminat. Omzet yang diperoleh juga ikut meningkat.
“Alhamdulillah saat ini omzet setiap bulan bisa capai kurang lebih Rp50 Juta,” kata Founder Batik Rato WMS Busaki kepada lensamadura.com, Senin, 24 Juni 2024.
Busaki menuturkan, capaian tersebut tak lepas dari kerja keras seluruh tim produksi batik Rato WMS selama ini.
“Ini semua berkat kreativitas teman-teman pengrajin Batik Rato WMS. Karya yang dihasilkan berkualitas dan memiliki ciri khas,” jelasnya.
Pria asal Lenteng itu memaparkan, desain motif batik yang diproduksi terinspirasi dari berbagai ikon di Kabupaten Sumenep sendiri.
“Seperti kuda terbang, keris, burung jambul, dan ayam cukir. Itu representasi motif batik Rato WMS,” tegas mantan aktivis PMII Sumenep itu.
Ia menjelaskan, setiap hari pengrajin Batik Rato WMS aktif dan giat merancang dan memproduksi batik.
“Setiap hari bisa menghasilkan lima potong kain batik,” ujarnya.
Sementara, untuk harga Batik Rato WMS cukup terjangkau. Satu potong kain batik dibanderol mulai Rp350 ribu hingga Rp750 ribu.
Alumni IAI Al-Khoziny Sidoarjo itu menjelaskan, target pasar Batik Rato WMS menyasar para pemuda, kelompok masyarakat, dan instansi setempat.
“Kami juga melakukan distribusi ke toko-toko batik di Madura,” tandas Busaki. (rif)