Artikel

Solidaritas Seni Hari Ini

147
×

Solidaritas Seni Hari Ini

Sebarkan artikel ini
Language Theatre Indonesia saat menggelar Ngaji Teater ke-169 dengan tema "Solidaritas dalam Praktik Seni Hari Ini". LENSAMADURA/Language Theatre

oleh: Mahendra, Seniman dan sutradara teater

Dalam wacana seni hari ini, solidaritas menjadi narasi yang trendi, khususnya dalam demokratisasi seni. Justru ketika ruang kesenian semakin lebar, dan melahirkan ruang-ruang baru. Multiple platform rupanya membuat kebutuhan kreatifitas menjangkau ruang-ruang, manusia, dan disiplin yang lain.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

Satu sisi sebuah peluang di sisi lain juga melahirkan syak wasangka kritis. Apakah kemungkinan berkerja dengan yang lain, juga secara otomatis berarti telah memberi kesadaran kebersamaan? Atau jangan-jangan hanya persoalan strategi meraup yang lebih besar? Bagaimana dengan proyek-proyek kolektifitas?

Demokratisasi seni dengan seluruh kemungkinan metode dan praktik kerja, sampai pada pengetahuan, distribusi kerja, juga metode dan penciptaan.

Solidaritas seni tentu saja adalah konsep yang merujuk pada persatuan dan kerjasama dalam bidang seni, di mana para seniman, kurator, penikmat seni, dan institusi budaya bekerja sama untuk menciptakan, mempromosikan, dan menghargai karya seni. Begitupun dengan publik masyarakat. Praktik solidaritas diharapkan akan dapat menjangkau ke (dalam) berbagai bentuk seni, termasuk seni visual, seni pertunjukan, seni musik, dan seni sastra.

Konteks solidaritas seni mencakup beberapa aspek penting yang ikut berperan dalam bekerjanya kreativitas, meliputi:

– Kerja Kolaboratif

Kolaborasi antar Seniman dalam penciptaan, mendorong terjadinya per-lintas-an; disiplin, platform juga media. Di antara perlintasan-perlintasan tersebut seniman bekerja bersama yang lain, bahkan di luar seni. Praktisi, sosiolog-antropolog, arsitek, dan para akademikus. Kerja-kerja kolaboratif justru merupakan peluang melebarnya kerja kesenian ke wilayah-wilayah asing yang selama ini dianggap tabu. Kerjasama ini tentu saja dapat di pakai sebagai peluang penciptaan baru; knowladge, artistik juga estetika. Peluang lahirnya karya inovatif membuat platfom kolaboratif digandrungi dan tentu saja menjanjikan.

Baca Juga :  Dampak Akibat Penyimpangan LGBT

Dengan satu harapan, kolaborasi antar seniman untuk menciptakan karya seni baru atau proyek yang inovatif-progresif.

– Dukungan Institusi Budaya

Yang tidak kalah penting dalam kerja kretivitas penciptaan karya, hadirnya institusi (lembaga) budaya untuk terciptanya sebuah karya. Misalnya peran penting yang dimainkan oleh museum, galeri seni, festival seni, dan organisasi budaya lainnya dalam mendukung dan mempromosikan karya seni.

Begitupun pemerintah sebagai rumah bersama, seharusnya ikut hadir mendorong kerja-kerja kreatif ke ruang-ruang yang lebih jauh. Semisal sebagai duta seni dan budaya; muhibah seni, duta daerah, pagelaraan budaya dan tradisi, parade dan seterusnya. Lebih penting dari itu semua, fasilitasi dan pengembangan untuk tumbuh kembang semua bidang.

– Komunitas Penikmat Seni

Komunitas sebagai bagian penting dalam kerja produksi, event (acara) dan pengembangan kelompok mengambil peran yang sangat dominan. Khususnya dalam penciptaan karya, distribusi, promosi, pengetahuan dan regenerasi.

Komunitas sebagai Kumpulan individu yang memiliki minat dan apresiasi terhadap seni, yang sering kali terlibat dalam diskusi, kritik, dan penghargaan terhadap karya seni mendorong terjadinya aktivasi seni sejak dari hulu ke hilir. Sehingga lahir ekosistem seni yang sehat dan menumbuhkan. Tentu saja dengan membiarkan setiap komunitas mengembangkan karakter, visi dan idealismenya masing-masing. Justru dengan perbedaan ini (obsesi seniman) memungkinkan terjadinya dialog dan kekaryaan. Walaupun satu sisi kadangkala justru menjadikan tegangan dan kubu-kubu yang menurut saya (bisa jadi) penting keberadaannya.

Baca Juga :  Puti Ajak Seniman Kembangkan Seni Lewat Digital

– Pendidikan dan Pembelajaran (edukasi budaya)

Dalam upaya untuk menghadirkan seni sebagai praktik, maka mendorong seni sebagai praktik pengetahuan sangat penting untuk melahirkan kesadaran; pelaku (prakisi seni), publik masyarakat. Menyiapkan mental dan karakter publik penting untuk dibangun dalam rangka menciptakan masyarakat yang sadar budaya. Sehingga masyarakat menyadari tentang pentingnya seni dan bagaimana seni dapat menumbuhkan kesadaran kehidupan manusia dan kebudayaannya. Semisal lahirnya riset sebagai metode penciptaan.

– Event dan Promosi Seni

Banyaknya event, acara, festival menjadi bagian penting dalam menghadirkan seni di tengah masyarakat. Di tengah masyarakat yang semakin haus akan hiburan, dan tegangan kecemasan budaya tak bertuan. Kegiatan seni sebagai cerminan dalam menciptakan masyarakat melek kesenian dan kebudayaan seharusnya menjadi ruang eksplorasi. Event dapat mendorong lahirnya karya kreatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan minat publik terhadap seni, termasuk pameran, konser, dan festival seni. Terlebih program pariwisata agar tidak hanya proyek pembekuan seni dan museumisasi budaya.

– Penghargaan Seni Budaya

Seniman adalah makhluk idealis. tentu saja kadangkala mereka tidak memikirkan bagaimana nasib dan takdirnya. Oleh karenanya, memberikan penghargaan kepada seniman dan karya seni yang telah memberikan kontribusi signifikan kepada dunia seni sebuah keniscayaan. Justru untuk mengaktivasi praktik (kerja) seni, agar semakin produktif juga inovatif. Sebab dorongan eksistensi dan penghargaan seni dapat memicu kompetisi seni. Sehingga setiap seniman, komunitas, dan masyarakat (publik) terdorong untuk ikut terlibat hadir sebagai bagian dari kerja seni budaya.

Baca Juga :  Wajib Tahu, Ini Makna Nama-Nama Dusun di Desa Badur, Batuputih

Membaca peluang solidaritas seni di tengah kondisi global saat ini, tentu solidaritas seni dapat mencerminkan semangat kolektif dan identitas budaya. Di mana seni dapat dipakai sebagai media untuk menyatukan seniman, karya, dan komunitas juga menciptakan rasa kebersamaan dengan masyarakatnya.

Seperti Durkheim menyebut solidaritas sebagai sikap kebersamaan, persatuan dan gotong royong dalam satu visi yang sama. Di sinilah justru seni akan mampu menjawab pertanyaan; dimana posisi seni di tengah sosial, politik, dan kemanusian. Ketika seni dianggap kehilangan fungsi dan tidak resisten. Maka dengan solidaritas seni, daya kreativitas akan terus tumbuh dan melahirkan daya dorong bagi terciptanya masyarakat yang mandiri dan berdaya cipta.

Pertanyaannya, apakah praktik solidaritas seni hari ini sudah sesuai dengan harapan? Kenyataannya solidaritas seni hari ini adalah bagian dari proyek kepentingan dengan dana yang menggiurkan? Dan oleh karenanya praktik-praktik seni solidaritas hanyalah jargon dan propaganda budaya saja.

Seperti sebuah ungkapan merujuk pada satu pengertian dari Doyle Paul Johnson dalam bukunya, perihal solidaritas ia mengungkapkan: “Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama”.

Mungkinkah solidaritas seni melahirkan kemandirian, kebersamaan dan kemajuan, jika pada akhirnya solidaritas dijadikan alat untuk meraup keuntungan material. Bukannya melahirkan produktivitas melainkan ketergantungan.

Melihat praktik seni (hari ini) saya kira jauh api dari panggang.

Wassalam!

language theatre, februari 2025