MALANG, lensamadura.com – Untuk membantu korban Tragedi Kanjuruhan yang matanya memerah, Pemkab Malang menggaet sejumlah eye center.
Mata Aremania memerah dikarenakan terkena gas airmata kedaluwarsa yang disemprotkan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.
Kadinkes Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo mengatakan, pihaknya selain menggandeng sejumlah eye center dan rumah sakit untuk membantu proses penyembuhan korban.
Wiyanto Wijoyo menyebut, pasien bisa berkunjung langsung ke RSUD Kanjuruhan, RSUD Lawang, Eye Center di Singosari, Eye Center di Kepanjen dan Eye Center yang berada di Jalan dr Cipto, Kota Malang.
“Pasien tinggal membawa surat dari RT atau RW yang menyatakan merupakan korban dampak Tragedi Kanjuruhan. Biaya gratis ditanggung Pemkab Malang,” kata Wiyanto, Kamis, 13 Oktober 2022 dilansir dari detikcom.
Wiyanto juga menyebut, Dinkes Kabupaten Malang belum dapat merinci berapa banyak korban Tragedi Kanjuruhan yang mengalami iritasi mata hingga memerah.
Sementara, per 12 Oktober 2022, jumlah total korban Tragedi Kanjuruhan mencapai 737 orang, 132 meninggal dunia dan 12 dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya, Dinkes Malang menyebut mata memerah yang dialami korban akibat pendarahan di bagian dalam. Rasa sakit itu diakibatkan zat kimia masuk mata hingga.
“Bagian kelopak memerah itu, karena ada pendarahan di bagian dalam. Dampak dari gas air mata,” kata Wiyanto.
“Kalau gas air matanya (Disemprot) di ruang terbuka mungkin masih kurang berpengaruh. Kalau di dalam dan banyak orang, maka akan bisa memperparah (Kondisi organ tubuh),” tambahnya.
Menurut Wiyanto, kelopak mata berubah menjadi merah disebabkan karena iritasi dan pendarahan. Sehingga warna putih di bagian mata menjadi merah. Kendati demikian, dinkes memastikan sakit tersebut dapat pulih jika dilakukan pengobatan secara rutin.
“Iritasi mata memang belum sampai mengakibatkan kebutaan, tapi yang kelopak yang putih itu jadi merah karena terjadi pendarahan di dalam dan itu lama-lama bisa sembuh,” tuturnya.
Wiyanto mengaku, para korban tragedi Kanjuruhan yang mengalami iritasi mata sudah banyak dibawa ke RSUD Lawang dan RSUD Kanjuruhan untuk mendapat penanganan. Karena dengan sakit iritasi itu, pasien direkomendasikan untuk menjalani rawat jalan.
“Kan sudah banyak yang di kirim ke RSUD Lawang dan RSUD Kanjuruhan diobati secara gratis. Akan diberikan obat tetes mata dan disuruh kontrol kembali. Kalau seandainya belum sembuh diberi obat dan memang berangsur-angsur bisa sembuh. Masih bisa pulih proses tidak mesti, tergantung banyak tidaknya iritasi. Memang penanganan pasien rawat jalan,” jelasnya. (red)
Sumber: Detikcom