Pelabuhan Dungkek-Giliyang di Sumenep Senilai Rp 60 Miliar Belum Beroperasi

Meski selesai di bangun tahun 2020 pelabuhan Dungkek Sumenep belum beroperasi hingga awal Desember 2022 ini. (Foto: Abd. Muksidyanto/LensaMadura.Com)

SUMENEP, Lensamadura.com Pembangunan pelabuhan Dungkek yang terletak di Desa Lapa Laok Kecamatan Dungkek Sumenep dan pelabuhan Giliyang di Desa Bancamara Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek habiskan anggaran Rp. 60 Miliar.

Pembangunan pelabuhan untuk mempermudah akses wisatawan ke pulau Giliyang dengan kandungan oksigen terbaik kedua dunia itu telah selesai.

Informasi yang dihimpun Lensamadura.com, untuk pelabuhan Dungkek menelan anggaran Rp. 45 Miliar. Sedangkan pelabuhan atau dermaga di Desa Bancamara Pulau Giliyang Rp. 15 Miliar. Total dua pelabuhan ini menghabiskan Rp. 60 Miliar.

Pembangunan pelabuhan Dungkek dengan anggaran Rp 45 Miliar selesai tahun 2020 lalu. Namun pelabuhan yang juga jalur ke Pulau Sapudi dan Ra’as ini belum beroperasi sampai awal Desember 2022 ini.

Baca Juga :  Perangkat Desa Badur Resmi Dilantik, Ini Harapan Kades Atnawi

Pembangunan dermaga atau pelabuhan di Pulau Giliyang pada Tahun 2019. Pekerjaan saat itu oleh PT. Kolam Intan Prima karena belum selesai lalu kontrak diperpanjang sampai Februari 2020.

Meski diperpanjang masa pekerjaan tak kunjung kelar. Akhirnya diputus kontrak. Usai diputus kontrak pada Tahun 2020 tersebut dermaga di Pulau Giliyang itu malah ambruk karena diterjang ombak.

Dermaga pelabuhan Dungkek tampak sepi aktivitas.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (DPRKP) dan Perhubungan Sumenep Mohammad Jakfar menjelaskan, pembangunan pelabuhan tersebut saat instansi dipimpin sebelum dirinya atau Dishub sebelum melebur ke DPRKP dan Perhubungan saat ini.

Baca Juga :  Pemdes Batang-Batang Laok Kembali Salurkan BLT Dana Desa

“Pelabuhan itu belum ada serah terima dari pelaksana. Sebab, pelabuhan yang di Giliyang perbaikan baru selesai November 2022 lalu,” kata Mohammad Jakfar saat ditemui di kantornya Rabu 7 Desember 2022.

Untuk pengoperasian akan direncanakan setelah serah terima. Pelabuhan dibangun dengan dana hibah dari Pemprov Jatim untuk fasilitas utama destinasi wisata ke Pulau Oksigen Giliyang.

Sementara, di tempat yang sama Dadang Dedy Iskandar Kabid Sarana dan Prasarana DPRKP dan Perhubungan Sumenep menambahkan, bahwa PT. Kolam Intan Prima dibayar 45 persen. Karena ada kelanjutan dibayar lagi 27 persen total semua 72 persen.

Baca Juga :  Petani di Mandala, Rubaru, Sukses Panen Bawang Merah

Sisa pekerjaan atau tender yang 28 persen senilai Rp. 4 ,7 Miliar dilanjutkan oleh CV. Muda Perkasa Jaya. Pekerjaan lanjutan karena kontraktor sebelumnya diputus kontrak itu kelar November 2022 lalu.

“Kami berupaya ada anggaran pemeliharaan rutin dermaga. Untuk pekerjaan tahun ini sudah ada jaminan pemeliharaan satu tahun dari pelaksana,” pungkas Dadang. (Pur/Yan)

Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: