SUMENEP, Lensa Madura – Komunitas Pemuda Sosial Pulau Sapudi (PSPS) kembali bagikan minyaK goreng (migor) gratis kepada warga di Halaman Kewedan Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Kamis, 31 Maret 2022.
Kegiatan itu sekaligus dalam rangka menyambut bulan suci Ramadlan 1443 H.
Ini kali kedua Komunitas PSPS membagikan migor kepada warga Kecamatan Gayam setelah kloter pertama dibagikan pada tanggal 19 Maret 2022 lalu. Khusus kloter kedua kali ini sasarannya adalah abang becak, pekerja kuli dan sopir.
Ketua Komunitas PSPS Fero Feriyanto saat diwawancara jurnalis Lensa Madura mengatakan, ini adalah upaya bentuk keprihatinan terhadap masyarakat yang masih kesulitan mendapatkan nigor karena harga yang terlalu mahal.
“Harga migor masih meresahkan bagi masyarakat. Keluhan-keluhan itu yang terus kami dengar, makanya kami merespon itu, kasihan mereka mas,” ujarnya.
Fero menambahkan, ia dan komunitasnya akan terus mengupayakan bergerak membagikan migor gratis selama pihaknya bisa.
“Kami akan terus mengupayakan selama kami bisa. Minimal kami bisa mengobati jeritan hati mereka terkait mahalnya minyak goreng,” tambahnya.
Fero berharap Pemerintah tidak tutup mata terhadap fenomena mahalnya minyak goreng. Dan ia berharap pemerintah mengkaji lagi kebijakannya sehingga ada solusi yang memihak terhadap kepentingan masyarakat.
“Saya berharap pemerintah jeli melihat fenomena ini. Mahalnya harga minyak goreng benar-benar menyulitkan masyarakat. Semoga ada solusi dari pemerintah,” harapnya
Kegiatan bagi-bagi migor gratis yang dinahkodai Komunitas PSPS ini mendapat perhatian dari salah satu aktivis Kepulauan Sapudi.
Adalah Sirrul Barri yang mengapresiasi kegiatan Komunitas PSPS yang sudah dua kali membagikan migor kepada warga Kecamatan Gayam.
“Komunitas ini perlu diapresiasi. Saya melihat sudah dua kali mereka mengadakan kegiatan ini. Ini luar biasa di tengah harga migor yang menyusahkan masyarakat,” kata Sirrul Barri.
Abi, sapaan akrabnya Sirrul Birri menambahkan, Pemerintah Daerah, mulai tingkat kabupaten, Kecamatan, sampai Pemerintah Desa seharusnya juga mendukung gerakan putra daerahnya yang punya kepedulian sosial tinggi seperti Komunitas PSPS.
“Mereka punya tingkat Kepedulian sosial yang tinggi. Seharusnya pemerintah daerah mulai tingkat kabupaten sampai pemerintah Desa mendukung putra daerahnya yang melakukan kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Di sela-sela akhir wawancara Abi menambahkan, seharusnya pemerintah merasa malu, ia menilai di tengah kebijakan mereka yang membuat harga migor tidak memihak pada rakyat justru ada sebagian anak bangsa yang peduli atas fenomena ini.
“Saya menilai melambungnya harga migor mahal ini karena kebijakan mereka yang mencabut berlakunya HET, selanjutnya semoga ada kebijakan yang baik dari pemerintah,” tutupnya.
Sekadar Informasi, harga minyak goreng yang beredar di pasar dan toko Kepulauan Sapudi masih berkisar antara Rp 24.000 – Rp 25.000 per liter. (Udi)