Berita

Dongkrak Infrastruktur Pertanian di Sumenep, Kementan Luncurkan Program RJIT dan JAP Tahun ini di Rubaru.

673
×

Dongkrak Infrastruktur Pertanian di Sumenep, Kementan Luncurkan Program RJIT dan JAP Tahun ini di Rubaru.

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Lensamadura.com Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian (DKPP) Sumenep optimis proyek pengembangan Sistem Pertanian terpadu di daerah dataran tinggi (Upland), mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas petani, tak terkecuali di kabupaten Sumenep.

Kami melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan RJIT (Rehabilitasi jaringan Irigasi Tersier) dan JAP (Jalan Akses Pertanian) yang ada di kecamatan Rubaru, tepatnya di wilayah garapan Upland Project.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

“Program ini didanai dari Program Hibah ISDB dan IFAD, salahsatu dari sekian program hibah tersebut berkenaan dengan CPP Acces/farm road, CPP Pumping dan Pipe Irigation serta CPP Farm Ponds ” Ungkapnya Arif Firmanto Melalui Akun Whatsappnya, Minggu (06/11).

Baca Juga :  DKPP Sumenep Panen Melon Love Bersama Petani di Ambunten

Dirinya berharap seluruh infrastruktur yang sudah dibangun dan akan dibangun jangan sampai terbengkalai begitu saja, Masyarakat harus mempunyai rasa memiliki.

Karena Upland Project sangatlah bermanfaat terhadap para petani dalam upaya pertumbuhan ekonomi sekitar. “Tambahnya.

Terpisah, Dirjen PSP Kementerian Pertanian, Ali Jamil dilansir media pangannews.id memaparkan jika Upland Project memiliki 4 komponen kegiatan.

“Untuk Komponen pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan. Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek.

Baca Juga :  Anggota DPR RI Gelar Silaturrahmi di Kuburan, Ini Tujuannya

Ditambahkan Ali Jamil, ada 5 titik kritis dari kegiatan ini, salahsatu diantaranya yang menjadi titik kritis pertama adalah kegiatan desain konstruksi prasarana lahan dan air irigasi. Hal ini meliputi aspek perencanaan, aspek teknis, aspek keuangan,” ujarnya.

Titik kritis lainnya adalah sosialisasi kepada petani mengenai kewajiban sharing dana 20% agar kegiatan berjalan sesuai rencana, kemudian pengelolaan bantuan alsintan pra dan pasca panen yang dilakukan oleh sub lembaga berbeda dalam kelompok tani.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Upland Project yang akan berlangsung hingga 2024, memiliki multiplier effect.

SYL sapaan akrabnya berharap Program Upland ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi.

Baca Juga :  Hadir pada Workshop Pertanian, Dkpp Sumenep Buka Stand Produk Bawang Merah

“Caranya, melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis, dan penguatan sistem kelembagaan,” katanya.

Adapun 14 Kabupaten yang menjadi lokasi Upland Project adalah Sumenep, Banjarnegara, Cirebon, Garut, Gorontalo, Lebak, Lombok Timur, Magelang, Malang, MInahasa Selatan, Purbalingga, Subang, Sumbawa dan Tasikmalaya.

Upland Project memiliki 4 komponen kegiatan. Pertama terdiri dari peningkatan produktivitas dan pembentukan ketahanan pangan, Untuk komponen kedua adalah pengembangan agribisnis dan fasilitasi peningkatan pendapatan, komponen ketiga adalah penguatan sistem kelembagaan, dan komponen terakhir manajemen proyek.(*/Pur)

Info LensaMadura