SUMENEP, lensamadura.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep mengadakan bimbingan teknis terkait penguatan perubahan pembelajaran transisi PAUD-SD.
Kegiatan yang berlangsung di salah satu kedai di Sumenep itu diikuti para guru fase A Sekolah Dasar, Senin, 8 Juli 2024.
Perlu diketahui, program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan merupakan sebuah gerakan dari Kemendikbudristek bersama Kemendagri, dan Kemenag.
Program tersebut memiliki tujuan agar semua anak didik memeroleh pembelajaran yang tepat.
Program ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa tidak ada patahan pembelajaran dari jenjang PAUD ke SD, sehingga peserta didik dapat menguasai kemampuan dasar yang selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Sumenep Buhari mengatakan, sampai saat ini miskonsepsi praktik pembelajaran pada PAUD dan SD masih sangat kuat di masyarakat.
Penyebab pertama kata Buhari, kurangnya pemahaman tentang kemampuan fondasi. Dimana kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada calistung dan dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar.
“Kedua, sempitnya pemahaman tentang calistung. Kemampuan calistung dipahami dengan sempit, dan dianggap dapat dibangun secara instan,” kata Buhari dalam rilis belum lama ini, Selasa, 9 Juli 2024.
Sedangkan yang ketiga, calistung sebagai syarat masuk jenjang SD masih diterapkan sebagai syarat masuk SD. Ini menyebabkan patahan pembelajaran antara PAUD dan SD.
Buhari melanjutkan, seharusnya kemampuan dasar literasi dan numerasi dibangun mulai dari PAUD secara bertahap dan dengan cara yang menyenangkan dilanjutkan hingga SD kelas awal.
“Siap sekolah adalah proses, bukan hasil. Siap sekolah bukanlah upaya pelabelan antara anak yang sudah siap atau belum siap, melainkan sebuah proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak,” jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan keterlibatan semua pihak, setiap anak dapat memeroleh kemudahan dalam bertransisi dari PAUD ke pendidikan dasar, sehingga peserta didik PAUD dapat terus melanjutkan prosesnya untuk mendapatkan kemampuan fondasi saat di SD/MI.
“Peserta didik SD/MI yang tidak pernah mengikuti PAUD tetap mendapatkan haknya untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi, sehingga memiliki pijakan yang kuat untuk memeroleh pembelajaran selanjutnya,” ujarnya.
Ditambahkan, gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan merupakan upaya bersama untuk memastikan pemenuhan hak kemampuan fondasi anak usia dini, dari mana pun titik berangkat mereka.
“Gerakan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat terwujud,” pungkasnya. (*/red)