Agama Bukan Berdasar Pada Akal Logika

Lensamadura.com – Akal merupakan salah satu karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita selaku hambanya, agar digunakan sesuai apa yang Allah kehendaki. Namun, berbicara agama, akal bukanlah sandaran utama untuk memutuskan perkara hukum syariat. Sandaran utama atau sumber hukum islam adalah Alquran dan Hadits.
Kalau agama didasarkan pada akal logika manusia, maka jangan heran jika sesama muslim satu aqidah akan saling bertikai mengenai pendapat yang tak kunjung selesai. Dan yang paling penting tidak terjatuh kepada pemahaman yang menyimpang.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Ali bin Abi Tholib. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ.
“Seandainya agama itu dengan logika semata, maka tentu bagian bawah khuf lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Namun sungguh aku sendiri telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap bagian atas khufnya.” (HR. Abu Daud no. 162.)
Sebagai orang yang beriman kepada hukum Allah SWT tidak boleh bagi siapapun meninggalkan dalil yang jelas dari Alquran atau pun hadits yang shahih karena tidak sesuai dengan akalnya. Seseorang harus menundukkan akal di hadapan keduanya. Akal fungsinya adalah untuk memahami dan menetapkan apa yang sesuai dengan ketetapan hukum Allah.
Yang membedakan antara ahlu sunnah dan ahlu bid’ah adalah dalam masalah akal. Ahlu bid’ah menjadikan dalil mengikuti kepada akal. Adapun ahlu sunnah asal agama adalah ittiba’, akal hanyalah pengikut dalil. Andai asas agama adalah akal, maka tidak perlu Nabi sebagai penyampai risalah, orang bebas beragama sesuai selera dan akal. Lihatlah bagaimana ahlul bid’ah mu’tazilah yang mengatakan Alquran adalah makhluk.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.” (Hadits riwayat Ath-Thabarani)
Maka dari itu, untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla adalah mengikuti orang-orang yang mengikuti Salafush Sholeh berdasarkan apa yang disampaikan oleh para ulama yang sholeh yang mengikuti ajaran Kitabullah dan Rasulullah, bukan mengikuti ajaran akal.
(Aden)
Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: