SUMENEP, lensamadura.com – Sejumlah warga Sumenep turut mengeluhkan kelangkaan liquefied petroleum gas (LPG) 3 Kilogram.
Sebagaimana yang disampaikan Zirzin Khurairah, warga Kepulauan Kangean, bahwa banyak warga setempat mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas LPG.
Pemilik pangkalan LPG ini menyebutkan, akibat langkanya gas LPG sebagian masyarakat di Kecamatan Arjasa terpaksa harus menggunakan kayu bakar untuk bisa memasak.
“Saat ini masyarakat resah dan banyak yang mengeluh kepada saya karena LPG langka. Akibatnya, warga terpaksa kembali menggunakan kayu bakar,” kata Zirzin diktutip KanalNews, Rabu, 19 Februari 2025.
Zirzin mengatakan, kelangkaan LPG tidak hanya berdampak pada kebutuhkan rumah tangga, tetapi pelaku usaha kecil juga terkena imbasnya.
“Pelaku usaha kecil seperti penjual gorengan, warung makan ikut merasakan dampak kelangkaan gas LPG ini,” tambahnya.
Zirzin mengaku bahwa selama 10 hari ia pernah menunggu pasokan gas LPG di Pelabuhan Gresik, tetapi nihil.
“Kami sudah bertanya kepada agen, tetapi jawabannya tidak jelas. Mereka mengatakan antrean di SPBU sangat panjang, sehingga distribusi tersendat,” ujarnya.
Selain langka, kata Zirzin, harga LPG 3 kg melambung melebihi harga eceran tertinggi (HET).
“Harganya berkisar Rp40.000-Rp50.000 per tabung,” sebutnya.
Oleh karena itu, masyarakat berharap pemerintah terutama Bupati Sumenep, segera mengambil tindakan untuk mengatasi kelangkaan ini.
“Kami sangat berharap ada solusi dari pemerintah, karena kondisi ini semakin memberatkan kami, terutama di kepulauan,” pungkasnya. (kn/mr)