Oleh: Nurul Ghufron*
Menjadi Bapak adalah pilihan Tuhan, tapi menjadi Kepala Daerah (bapaknya seluruh rakyat di daerah) adalah pilihan Anda sendiri. Pak Gubenur, Bupati & Walikota, anda yg berkampanye meminta anda dipilih untuk jadi Kepala daerah.
Setiap ayah akan selalu melindungi, menjaga, memenuhi segala kebutuhan anak anaknya secara adil.
Menjadi ayah adalah kehendak ilahi, atas kehendak ilahi kita pun berjuang bekerja memenuhi kebutuhan segenap anggota keluarga. Bertanggungjawab atas segala ancaman dan resiko.
Menjadi kepala daerah (Gubenur, bupati/walikota) adalah menjadi Bapaknya rakyat se daerahnya masing masing. Maka anak-anak Pak Gubenur, Bupati dan walikota kini bukan saja anak-anak dirumah. Tapi semua anak-anak dan segenap rakyat di daerahnya. Adalah anak anak gubenur, bupati dan walikota yang kebutuhannya hatus dipenuhi, dilayani secara adil, yang ancamannya menjadi tanggungjawabnya.
Tidak pernah ada dalam logika manusiawi seorang bapak akan memeras anak-anaknya, tidak ada ayah akan meminta suap atas layanan sang ayah dari anak-anaknya. Tidak ada dalam naluri kala ayah akan ambil untung dari anak anak nya; memanfaatkan apalagi mengekspolaitasi anak-anaknya.
Karena itu jika ada bapak kepala daerah yang meminta suap bahkan memeras atas layanannya, memanfaatkan atas perijinan, rekrutmen SDM, pengadaan barang dan jasa untuk keuntungan dirinya saja, itulah KORUPSI.
KPK hadir dari awal sejak anda semua masih berkampanye mempromosikan diri untuk dipilih sebagai bapak daerah. Dan kini KPK kembali hadir setelah anda dinyatakan menang dan dilantik sebagai Bapaknya seluruh rakyat daerah; hadir sebagai sahabat agar anda tidak salah arah, supaya kembali pada tujuan anda saat kampanye. Yaknk untuk memajukan, memenuhi dan melindungi segenap warga daerah dan anak-anak anda kini.
Kalimantan Timur, 31 Maret 2021
*Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan.