SUMENEP, LensaMadura.com – Gelombang penolakan terhadap rencana penunjukan Akis Jasuli sebagai Ketua DPD Partai Nasional Demokrat (NasDem) Sumenep semakin meruyak.
Kondisi internal Partai NasDem Sumenep pun tengah bergejolak. Penolakan yang meluas ini bahkan memicu ancaman dari mayoritas pengurus, yang mengundurkan dari kepengurusan partai.
Tak hanya itu, mayoritas pengurus DPC se-Kabupaten Sumenep juga menyatakan penolakan secara tegas. Mereka menilai penunjukan Akis Jasuli tidak mencerminkan aspirasi kader di tingkat akar rumput.
Salah satu mantan pengurus DPD NasDem Sumenep, Ramdan Yanuaris Salam, mengatakan bahwa kepengurusan partai saat ini ditengarai banyak asal comot saja. Efeknya, kata dia, banyak yang mengancam akan mengundurkan diri karena tidak setuju jika Akis jadi ketua.
“Akis sangat tidak layak menjadi ketua DPD NasDem Sumenep. Terbukti orang-orang yang dimasukkan di struktur pengurus saat ini asal comot dan diduga tidak dikonfirmasi terlebih dahulu,” kata Ramdan Yanuaris Salam dikutip pada Minggu, 8 Juni 2025.
“Akibatnya banyak pengurus di struktur DPD NasDem saat ini banyak yang menolak dan menyatakan akan keluar dari NasDem Sumenep,” tegasnya.
Terbukti penolakan terhadap Akis Jasuli sebagai Ketua NasDem Sumenep disuarakan oleh salah satu tokoh partai, Moh Hosen, melalui surat pernyataan resmi.
Dalam pernyataannya, mantan Ketua Garda NasDem itu secara tegas menyatakan menolak Akis Jazuli karena dianggap tidak layak memimpin partai.
“Penunjukan Akis Jasuli sangat bertentangan dengan semangat perubahan yang diusung Partai NasDem,” tulis Moh Hosen dalam pernyataannya.
Moh Hosen juga menyinggung rekam jejak Akis yang dinilai tidak sejalan dengan semangat restorasi dan kerja kolektif partai di tingkat daerah.
Menurut dia, sosok Akis selama ini tidak pernah aktif dalam kegiatan partai. Ia juga disebut tak memiliki kedekatan dengan pengurus DPC.
“Bagaimana bisa memimpin, kalau selama ini tidak pernah terlibat dalam dinamika organisasi,” tegasnya.
Penolakan serupa juga disampaikan Mutmainnah, pengurus DPD NasDem Sumenep yang lain. Dia berpandangan, Akis minim kontribusi terhadap perkembangan partai di daerah.
“Akis Jasuli bukan kader aktif. Kami tidak pernah melihat ia terlibat membesarkan partai, apalagi saat pemilu kemarin,” kata Mutmainnah.
Ia menduga penunjukan Akis merupakan hasil manuver politik pribadi tanpa mempertimbangkan suara kader dan pengurus di daerah.
“Kami minta DPP dan DPW mempertimbangkan kembali. Jangan sampai keputusan ini membuat kader kecewa dan meninggalkan partai,” pintanya.
Sebelumnya diberitakan, penunjukan Akis Jasuli sebagai Ketua DPD Partai NasDem Sumenep menuai beragam respons dari kalangan internal partai. Sejumlah kader menyampaikan aspirasi mereka melalui gerakan bertajuk ABA, singkatan dari “Asal Bukan Akis”.
Sejumlah kader kader menilai, Akis belum memenuhi ekspektasi untuk mengemban amanah sebagai ketua. Alasannya, selama menjabat sebagai sekretaris partai dan Ketua Fraksi NasDem di DPRD Sumenep, kontribusinya dianggap nihil.
“Akis tidak pernah terlihat memperjuangkan partai. Dia lebih mementingkan diri sendiri,” kata Ketua DPC NasDem Kalianget, Misnadin, Selasa, 3 Juni 2025.
Syahdan, para kader juga juga mengingatkan agar DPP dan DPW Jatim tidak memaksakan kehendak, karena dapat memicu perpecahan internal dan menurunkan elektabilitas partai di Sumenep.
Hingga berita ini terbit, Akis Jasuli masih belum memberikan tanggapan atas penolakan tersebut. Upaya konfirmasi media LensaMadura.com melalui WhatsApp pada Minggu, 8 Juni 2025 pukul 08.30 tidak direspon meski pesan tampak centang dua. (mr)



