DUKUNG MADURA PROVINSI: Holili SA.g, tokoh pemuda asal Pantura Pamekasan angkat bicara soal wacana pembentukan provinsi Madura. Foto Istimewa.LensaMadura.Com. |
LensaMadura.Com, Pamekasan – Wacana pembentukan Provinsi Madura akhir-akhir ini kembali mengemuka. Hal itu, seiring langkah terbaru Panitia Nasional Pembentukan Provinsi Madura (PNPPM) audiensi ke DPRD Pamekasan beberapa hari lalu.
Holili, tokoh pemuda asal Pantura, Pamekasan, Madura ikut angkat bicara.
Menurutnya, banyak hal yang harus dimatangkan. Terutama, oleh para tokoh agama, pemuda politik dan akademisi di Madura.
“Terutama, dampaknya terhadap ekonomi, pendidikan, dan peningkatan pengelolaan pada sektor riil lainnya,” ujar Holili, dalam rilis tertulis yang diterima LensaMadura.Com Jumat, 28 Agustus 2020.
Lebih lanjut aktivis PMII Surabaya ini menambahkan, tujuan Madura Provinsi tentu banyak hal. Terkhusus, peningkatan kesejahteraan rakyat Madura. Sebab potensi tembakau, garam, migas dan sektor pertanian lain, selama ini dia menilai belum tergarap maksimal untuk kesejahteraan.
“Silahkan jadi Provinsi. Monggo Pamekasan dimekarkan, tapi harus ada dampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat,” terang pemuda yang selalu kritis pada kebijakan pemerintah tak pro rakyat itu.
Menurut mahasiswa pasca sarjana UINSA Surabaya ini, kajian akademis oleh tim dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu penting didukung banyak pihak. Termasuk pula upaya jalur politik. Harus pula diperjuangkan ke pemerintah pusat.
Tetapi, sambung dia, lagi-lagi tujuan utama Provinsi Madura demi percepatan kesejahteraan.
Seperti diketahui, wacana pembentukan Provinsi Madura telah lama menggelinding.
Berbagai tokoh di Madura banyak menyatakan dukungan. Namun, masih terkendala syarat administrasi. Sebab, sebuah provinsi minimal terdiri lima Kabupaten atau kota. Sementara, di Madura masih terdiri dari empat kabupaten. Yakni Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. Nah, untuk nambah satu Kabupaten atau kota, muncul usulan Pamekasan untuk dimekarkan. (Rip)