LensaMadura.com – Kisah seorang pimpinan perguruan tinggi yang terlibat asmara dengan tiga perempuan menjadi sorotan. Ia berhasil menyembunyikan hubungan gelapnya dari istri sahnya.
Dalam sehari, sang rektor ini mengatur jadwal bertemu dua perempuan lain. Siang hari sekitar pukul 11.00 WIB, ia menemui satu perempuan. Kemudian pada dini hari pukul 03.00, ia mengunjungi perempuan yang lain.
Strategi hubungan gelap ini membuat istrinya tak curiga. Ia membagi waktu dengan rapi, sehingga kehidupan rumah tangganya tetap terlihat normal di mata orang lain.
Namun, perempuan ketiga yang bukan istri sahnya disebut paling beruntung. Ia menikmati harta kekayaan sang rektor, yang memiliki aset berlimpah di berbagai kabupaten di Jawa Timur.
Aset-aset ini menjadi sumber kenyamanan bagi perempuan ketiga. Rumah mewah, kendaraan, serta fasilitas lainnya diduga berasal dari kekayaan sang rektor.
Kasus ini seolah menjadi gambaran bagaimana kekuasaan dan kekayaan bisa menjerat hati manusia. Dengan kecerdikannya, sang pimpinan perguruan tinggi menjalani hubungan ini dengan mulus tanpa hambatan.
Namun, pertanyaannya adalah sampai kapan rahasia ini bisa tersimpan? Skandal seperti ini sering kali berujung pada kehancuran, baik dalam kehidupan rumah tanggga maupun karir.
Kisah ini menjadi pengingat bahwa kekuasaan dan harta dapat mempermudah banyak hal, tetapi pada akhirnya, kebenaran selalu menemukan jalannya sendiri. (*)