Berita

Kapal Feri Tujuan Pulau Sapudi Dikeluhkan Warga, Aktivis Kepulauan Minta Bupati Sumenep Sediakan Pengganti

70
×

Kapal Feri Tujuan Pulau Sapudi Dikeluhkan Warga, Aktivis Kepulauan Minta Bupati Sumenep Sediakan Pengganti

Sebarkan artikel ini
Hasan Al Hakiki, aktivis kepulauan asal Pulau Sapudi, Sumenep. LENSAMADURA/Masudi

SUMENEP, LensaMadura.com – Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo diminta hadir mendengarkan keluh kesah masyarakat Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep.

Belakangan ini masyarakat Pulau Sapudi mengeluhkan kondisi kapal Feri yang memuat penumpang tujuan Kalianget – Pulau Sapudi – Situbondo.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

Pasalnya, kapal yang sering digunakan untuk kepentingan perekonomian masyarakat Pulau Sapudi ini sering terjadi kendala pada mesin alias macet di tengah laut.

Kapal Feri yang berada di bawah naungan PT Dharma Dwipa Utama itu sudah dianggap tidak layak. Bahkan, aturan yang terbaru mengharuskan bahwa kapal penyebrangan harus memiliki mesin dua dan memiliki ramdor dua depan dan belakang.

Baca Juga :  Disdukcapil Sumenep Luncurkan Aplikasi SPONTAN, Permudah Layanan Kependudukan

Aktivis Pulau Sapudi, Hasan Al Hakiki, meminta kepada pemerintah Kabupaten Sumenep agar segera mengganti kapal feri yang lebih besar layaknya seperti KMP Munggiyango Hulalo.

Menurutnya, saat ini perkembangan perekonomian masyarakat sapudi berpangku tangan terhadap kendaraan laut untuk mengangkut barang dan penumpang.

“Perekonomian di pulau kami semakin berkembang pesat, perlu didukung dengan infrastruktur yang mapan dan transportasi laut yang memadai,” katanya dalam rilis yang diterima Lensa Madura, Senin, 2 Maret 2025.

Pria yang akrab dipanggil Kiki itu menilai bahwa saat ini perahu barang milik perorangan di Pulau Sapudi pun juga tinggal hitungan jari.

Semakin banyaknya muatan barang yang mau dibawa menuju Pualu Sapudi terpaksa harus diantrikan karena kapasitas perahu yang terbatas.

Baca Juga :  MA Miftahul Ulum Klerker Tambak Sukses Gelar Program Kelas Literasi

Sedangkan travel barang dan truck juga dibatasi akibat kapasitas kapal tidak memadai dan terikat peraturan penyebrangan.

“Banyak perahu yang dijual, ada juga yang tenggelam, makanya pergantian kapal yang lebih besar sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Selain itu, mantan aktivis PMII Probolinggo itu menjelaskan bahwa kapal feri yang ada saat ini sering dijadikan permainan oleh oknum otoritas pelabuhan.

Kapasitas kapal yang kecil mengakibatkan antar pengguna kapal atau pemilik kendaraan sering kali terlibat saling senggol untuk mendapatkan tiket. Meskipun bukan jalur mudik, namun tetap saja dijadikan permainan.

Baca Juga :  Sukses Jadikan Desa Mandiri, Bupati Sumenep Terima Penghargaan Lencana Bakti Desa

“Kedoknya tiket kendaraan mobil harus pesan lebih awal untuk mendapatkan antrian, tapi kenyataannya masih ada slot kendaraan yang sengaja dikosongkan untuk dijual mahal oleh oknum,” tegasnya.

Oleh sebab itu, aktivis pemuda kepulauan itu meminta agar Pemkab Sumenep segera membantu untuk mengabulkan permintaan kebutuhan masyarakat agar perekonomian masyarakat semakin terus berkembang.

Meskipun Pemkab Sumenep sudah menghadirkan kapal cepat untuk masyarakat Pulau Sapudi. Namun, kapal tersebut hanya bisa dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas dan tidak bisa membawa kendaraan.

“Sangat sedikit penumpang yang ikut. Sementara kendaraan barang tetap menunggu kapal feri,” pungkasnya. (*)