PASANG BADAN: Makhtub Syarif Direktur KLK Madura mengutuk keras atas fitnah yang sebut Achsanul Qosasi (AQ) anggota BPK RI terima suap Rp 3 Miliar./Foto Roz LensaMadura. Com. |
LensaMadura.Com, Sumenep – Sidang lanjutan kasus dana hibah KONI pusat yang menyeret terdakwa mantan Menpora RI Imam Nahrawi terus berjalan. Bahkan, pada sidang lanjutan di pengadilan Tipikor Jakarta, Miftahul Ulum yang bersaksi untuk terdakwa Imam Nahrawi menyeret nama baru penerima aliran suap.
Sidang dengan menghadirkan Ulum selaku bekas aspri Imam Nahrawi saat jadi Menpora RI Jumat (15/5/2020) menyebut Achsanul Qosasi selaku anggota BPK RI menerima suap dana hibah Rp 3 miliar. Tujuannya, menurut Ulum saat disidang mengamankan temuan hasil audit BPK RI.
Namun, nyanyian Ulum pada sidang kasus Tipikor dana hibah Kemenpora untuk KONI itu mendapat berbagai respon dari publik.
Salah satunya dari Makhtub Syarif Direktur Komunitas Laknak Koruptor (KLK) Madura. Menurutnya, tak mungkin tokoh nasional sekaliber AQ gampang terima suap. Nyanyian Ulum di persidangan, sambung Makhtub Syarif, menunjukkan sikap asal tubruk sana sini karena sudah kepepet.
“Kalau memang terbukti Pak AQ terima suap, Ulum harus bisa membuktikan. Jangan hanya koar-koar,” kata aktivis asal Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep ini Selasa (19/5/2020.
Usai disebut demikian dipersidangan, AQ memang langsung membantah. Yakni, tidak pernah melakukan seperti yang diungkap Ulum di persidangan. Termasuk pula, Achsanul Qosasi mengaku tidak kenal dengan Ulum. Ketokohan AQ di pentas nasional, baik di bidang politik, olah raga bahkan di dunia perbankan bukan lahir secara instan.
“Kiprah AQ memang sudah cemerlang sebelum bergabung dengan Partai Demokrat dulu. Pemikiran AQ sangat mudah diketuk-tularkan pada tokoh baru dari Madura yang punya potensi untuk memajukan masyarakat, terutama Madura,” ulas Makhtub Syarif.
Aktivis anti korupsi yang akrab disapa Ook ini menjelaskan, dirinya salah satu elemen masyarakat biasa sangat gampang berkomunikasi sekedar meminta pandangan dan pemikiran kepada AQ. Tentu untuk berbagai kepentingan positif. Walaupun menghubungi beliau lewat media sosial, Achsanul cepat merespon dengan pemikiran cemerlang.
Kaitan dengan penyebutan nama AQ oleh Miftahul Ulum di persidangan dengan tuduhan terima suap, KLK Madura dan mayoritas elemen masyarakat madura tidak percaya. Selain AQ keturunan tokoh agama berpengaruh di Sumenep, Madura, beliau dikenal bersih dan memiliki komitmen anti korupsi yang tinggi.
Bukan karena AQ berasal dari Madura KLK membelanya, tapi yang bersangkutan memang dikenal tokoh nasional yang moralnya baik dan bersih.
“Akan tetapi, kami masyarakat Madura tetap menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berlaku. Tanpa tendensi kepentingan politik tertentu. Jika kesaksian Ulum di sidang pada akhirnya tak berdasar fakta hukum, KLK Madura dan elemen yang lain akan menempuh jalur hukum pula. Yakni akan menuntut balik secara hukum kepada Ulum karena telah memfitnah dan mencemarkan nama baik tokoh panutan kami yaitu Pak Achsanul Qosasi,” pungkas Ook. (Roz)