Kepala Disdik Sumenep Tegaskan Pengadaan Seragam Siswa Untuk Berdayakan Penjahit Lokal

SUMENEP, Lensamadura.com Agus Dwi Saputra Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep mempertegas kembali tujuan pengadaan seragam gratis untuk siswa di Kabupaten Sumenep.

Intruksi Bupati Sumenep Achmad Fauzi diberbagai media bahwa untuk pengadaan seragam peserta didik baru agar melibatkan penjahit lokal Sumenep. Upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi pasca Covid-19.

Dalam kesempatan wawancara dengan wartawanlensamadura.com, Rabu 7 Desember 2022 Kepala Disdik Agus Dwi Saputra menyampaikan berbagai hal.

Antara lain terkait pengadaan seragam itu selain bertujuan memberikan seragam secara gratis juga diupayakan ada efek samping terhadap pemberdayaan penjahit lokal.

Seragam gratis yang akan diberikan kepada siswa baru bukan produk pabrikan, melainkan seragam yang diproduksi oleh penjahit lokal Sumenep.

Sebelum itu, Agus juga menegaskan disalah satu media online mengenai tujuan pengadaan seragam gratis bagi 16 ribu siswa SD dan MI Tahun ajaran 2022/2023 tersebut.

Baca Juga :  Camat Raas dan Aparat Desa Serta Masyarakat Alas Malang Sumenep Gotong Royong Perbaiki Jalan Rusak

“Kami bisa saja langsung memesan ke pabrikan. Tetapi karena ini intruksi Pak Bupati yang mempunyai semangat tinggi untuk memberdayakan ekonomi masyarakat warga Sumenep, maka kami menggandeng para penjahit lokal untuk memproduksi seragam gratis ini,” kata Kepala Disdik Rabu 29 Juni 2022 seperti dilansirWartazone.com.

Sementara, mengenai keterlambatan seragam tersebut kata Kepala Disdik Agus karena kendala ukuran dan jumlah murid.

Namanya tahun ajaran baru tentu nunggu data pokok pendidikan (Dapodik) serta EMIS untuk Kemenag.

“Untuk mengetahui jumlah murid kalau ajaran baru tepatnya di Bulan Juli, tidak bisa dinas membuat ukuran ngawur tanpa ada pendataan dari masing-masing sekolah. Tidak semudah yang kamu bayangkan, apalagi yang dapat bantuan ini peserta didik baru, kalau kelas II ya bisa di awal tahun,” terang Agus saat ditemui di ruang kerjanya.

Baca Juga :  Upland 2022, DKPP Sumenep Sukses Panen Bawang Merah Vatietas Rubaru

Pendataan terkait penjahit lokal sudah ada di Canteng Koning dan penjahit Rubaru. Ketentuan biaya jahit Rp. 40 ribu dan akhir bulan harus selesai.

“Sasarannya memang pertama pemberian seragam secara gratis dan efek sampingnya pemberdayaan, kalau ditanya dinas pendidikan apa jobnya, ya bukan untuk pemberdayaan mas,”

Pemda Itu kalau untung mau, kalau rugi tidak mau, prinsipnya kan begitut, “Tegas Agus.

Sementara itu, Baburrahman pemenang tander menyampaikan, kalau di ukur dengan biaya penjahit lokal bisa-bisa harganya diatas teladan.

“Kalau harga di atas teladan, nanti bahasanya yang akan muncul ‘kenapa tidak beli saja, menghambur-hamburkan uang negara’ kan repot Mas,” terang Babur.

“Kalau ukuran harga jahit taylor, gak bisa dibawa ke konveksi Mas. Coba saja tawarkan ke dinas kalau harga jahit lokal Rp. 60 ribu saya yakin dinas gak akan berani pasang harga jahit Rp. 60vribu”, tuturnya kepada medialensamadura.com Rabu 07 Desember 2022.

Kebutuhan seragam kata Babur sebanyak 16 ribu stel. Ketemunya harga Rp. 175.000 per-seragam. Babur mengatakan ‘bunga Bank 1,5 persen siapa yang mau bayar?’ bunga tersebut beda dengan pajak.

Baca Juga :  Ulama BASSRA KH Syafik Rofii Bersama P4TM Temui Menteri Perdagangan Zulhas Sampaikan Problem Petani Tembakau di Madura

Modal untuk bayar pinjaman Rp. 3 M mau dapat dari mana kalau tidak pinjam ke bank? Semua pengusaha pasti main bank, Kan dihitung itu mas bunga pinjaman saya ke-bank,” urainya.

Kalau proyek ini hanya menghasilkan Rp. 5 juta dengan cara pinjam modal Rp. 3 M pihaknya tidak mau, lebih baik mau bantu saja.

Untuk diketahui, proyek pengadaan seragam siswa SD dan MI se-Sumenep itu menyedot anggaran dari APBD Sumenep 2022 Rp. 3,2 Miliar. (Pur/Yan)

Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: