Kasus DBD Naik, Dinkes P2KB Sumenep Imbau Masyarakat Tingkatkan Kewaspadaan

Dinkes P2KB Sumenep (lensamadura.com/istimewa)

SUMENEP, lensamadura.com – Kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep mengalami kenaikan. Itu terlihat dari jumlah penderita yang semakin bertambah.

Untuk itu, Kepala Dinkes P2KB Sumenep drg Ellya Fardasah melalui Kabid P2P Achmad Syamsuri mengimbau masyarakat agar waspada terhadap peningkatan DBD tersebut.

“Dengan maraknya DBD di wilayah Kabupaten Sumenep, kami mengajak kepada masyarakat untuk lebih waspada,” kata Achmad Syamsuri dalam keterangannya, Jumat, 17 Mei 2024.

Ia menjelaskan, meskipun saat ini sudah masuk awal kemarau, tidak menutup kemungkinan nyamuk Aedes aegypti tetap ada.

“Nyamuk Aedes aegypti masih ada karena mungkin masih ada sisa-sisa genangan air di sekitar rumah, jadi masyarakat tetap harus upayakan menerapkan 3M Plus,” jelasnya.

Baca Juga :  Jelang Idul Fitri, BPRS Bhakti Sumekar Buka Layanan Penukaran Uang Emisi Terbaru

Terbukti, hingga tanggal 15 Mei 2024 lalu penderita DBD di Sumenep masih berjumlah 13 orang. Bahkan, sebanyak 6 pasien dari jumlah tersebut merupakan penderita baru.

“Update data tanggal 15 Mei kemarin, jumlah penderita baru 6, jumlah kumulatif 853, jumlah masih dirawat 13 dengan rincian di Puskesmas 8, di RS 5. Sedangkan pasien DBD yang sudah sembuh 834 orang,” ungkap Syamsuri.

Sementara ini, pasien DBD terbanyak ada di dua Puskesmas, yakni di Puskesmas Bluto berjumlab 79 pasien, dan Puskesmas Saronggi sebanyak 76 pasien.

“Jumlah penderita mungkin akan berubah (bisa bertambah, bisa berkurang) setiap hari, karena kami updating data setiap hari dari 30 Puskesmas dan RS,” ujar Syamsuri.

Baca Juga :  Kapolres Pamekasan Dapat Penghargaan Pimpinan Institusi Peduli Kebebasan Pers

Yang pasti, Dinkes P2KB Sumenep sudah melakukan antisipasi terhadap penyebaran penyakit DBD. Salah satunya memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui Puskesmas.

Tak hanya itu, Dinkes P2KB Sumenep juga mengefektifkan kerja bakti, bekerja sama dengan lintas sektor (Forkopimka) sampai tingkat desa untuk melakukan pencegahan terhadap berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.

“Langkah kami juga mengaktifkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara 3M Plus, serta mengaktifkan Pusling untuk woro-woro di tempat keramaian seperti di pasar dan yang lainnya,” terang Syamsuri.

Dijelaskan, sosialisasi juga dilakukan di Posyandu, balai desa, kecamatan, bahkan di tempat perkumpulan ibu-ibu. Hal itu guna memberikan pemahaman kepada masyarakat cara mengantisipasi DBD.

“Kita harus mulai dari diri kita, atau dari rumah dulu, lalu ke lingkungan sekitar mengaktifkan PSN dan 3M Plus dan menerapkan perilaku bersih dan sehat,” tegas Syamsuri.

Baca Juga :  KKM STIT Aqidah Usymuni Posko VI Peduli Kesehatan Masyarakat Manding Daya

Tindakan antisipasi DBD tentu ada yang lebih nyata. Yakni dengan cara fogging atau pengasapan di sekitar rumah penderita DBD.

Namun, fogging juga tidak cukup karena hanya membunuh nyamuknya saja, edangkan jentiknya akan menetas dan menjadi nyamuk.

Karena itu, Dinkes P2KB Sumenep juga gencar melakukan PSN melalui kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di tingkat desa untuk memantau dan menganalisa jentik yang ada di lingkungan desa masing-masing.

“Kalau untuk di lembaga sekolah ada Kader UKS untuk memantau jentik yang ada di sekolah,” tandasnya. (red/ek)

Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: