JAKARTA, lensamadura.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) telah membuka pendaftaran beasiswa bagi kader NU untuk menempuh pendidikan di Maroko.
Program beasiswa ini merupakan sinergi antara PBNU dengan Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam Kerajaan Maroko di bidang pendidikan. Pendaftaran dibuka per tanggal 22 Mei sampai dengan 26 Mei 2023.
Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev mengatakan, program beasiswa santri ini diikuti oleh 300 peserta. “Seleksi administrasi program beasiswa ini diikuti oleh 300 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia,” kata Kiai Hodri dalam keterangannya, Rabu, 31 Mei 2023.
Kiai Hodri menuturkan, para peserta yang lolos seleksi berkas akan mendapatkan pemberitahuan langsung melalui email yang digunakan pada saat pendaftaran.
“Wajib mengecek email yang digunakan pada saat mendaftar untuk bergabung ke dalam grup WhatsApp,” jelasnya.
Adapun rincian tahapan seleksi beasiswa PBNU-Maroko 2023 ini adalah sebagai berikut:
Pengumuman lolos seleksi berkas calon penerima beasiswa santri ke Maroko 2023 akan dilakukan pada Sabtu, 3 Juni 2023. Selanjutnya, peserta yang dinyatakan lolos seleksi berkas wajib maju ke tahap seleksi lisan dan wawancara. Peserta dijadwalkan mengikuti technical meeting tes lisan dan wawancara secara virtual via zoom pada Rabu, 7 Juni 2023.
Kemudian, tes lisan dan wawancara tahap 1 program beasiswa PBNU-Maroko juga akan berlangsung secara daring pukul 08.00 WIB pada Sabtu, 10 Mei 2023.
Sedangkan materi yang diujikan pada tes lisan dan wawancara meliputi hafalan Al-Quran, Bahasa Arab, dan pengetahuan Islam. Perlu diketahui, program beasiswa PBNU-Maroko 2023 mencakup berbagai fasilitas seperti biaya kuliah, biaya tempat tinggal, uang makan, dan uang saku bulanan.
Adapun daftar kampus yang ditawarkan pada program beasiswa Maroko-PBNU tahun 2023-2024 meliputi Universitas Fatimah al Fihriyah (Fes, Maroko), Universitas Al Qadi al Faqih Abdalla ben Said Al Oujdi (Oujda, Maroko), Universitas Imam Nafi (Tanger, Maroko), Universitas Daarul Qur’an Imam Malik (Tetouan, Maroko), dan Institut Al Hasan Al Yusiy (Sefrou, Maroko). (nu/red)