SUMENEP, lensamadura.com – Gerakan Mahasiswa Sapudi Sumenep (GMSS) menggelar malam keakraban (Makrab) ke-III untuk perekrutan anggota baru.
Kegiatan dengan tema “Solidarity and Action: Mahasiswa Sapudi untuk Masa Depan” itu berlangsung di Pantai Matahari, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Sabtu, 28 September 2024.
Ketua GMSS, Lukman Hakim mengatakan, makrab merupakan kegiatan kaderisasi yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Makrab konsisten diselenggarakan oleh GMSS setiap tahun sekali. Kegiatan dikhususkan untuk mahasiswa baru asal Pulau Sapudi yang menempuh pendidikan di wilayah Sumenep,” kata Lukman Hakim.
Mahasiswa Universitas Annuqayah itu menjelaskan, kegiatan makrab tidak hanya bersifat formalitas untuk perekrutan anggota saja. Tetapi anggota juga diajarkan materi tentang kemahasiswaan dan keorganisasian.
“Itu bekal untuk anggota baru. Kita belajar menjadi mahasiswa yang berintegritas, cakap dan mampu membaca persoalan-persoalan di masyarakat,” jelasnya.
Lukman berharap, anggota baru yang mengikuti makrab nantinya dapat berkontribusi di Pulau Sapudi.
“Misal, menyuarakan aspirasi dan mengawal isu-isu kebijakan yang tidak pro masyarakat,” kata Lukman.
Hadir sebagai pemanteri, Mas’udi. Aktivis yang juga jurnalis itu membahas pentingnya peran mahasiswa di tengah masyarakat.
Menurut Mas’udi, pada dasarnya sejarah mahasiswa tidak lepas dari pengawalan-pengawalan problem sosial yang terjadi di masyarakat.
“Salah satu tugas mahasiswa itu kan agent of social control. Menjadi penyambung aspirasi masyarakat umum, termasuk di Pulau Sapudi,” kata Mas’udi.
Oleh karena itu, ia mengajak anggota GMSS untuk senantiasa peka terhadap isu-isu sosial yang terjadi di Pulau Sapudi.
“Isu sosial bisa dimulai dengan kajian dan pengawalan sampai tuntas. Jadi saya harap teman-tema selalu update isu sosial. Masa depan pulau Sapudi ada di tangan kalian semua,” ujarnya.
Terarkhir, ia mengaku bangga keberadaan organisasi GMSS sampai saat ini masih eksis di Pulau Sapudi.
“Di saat organisasi lain sudah tidak ada, GMSS hadir dan tetap eksis sampai saat ini. Ini sangat baik untuk Pulau Sapudi,” jelasnya. (md/mr)