SUMENEP, lensamadura.com –
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Sumenep gelar aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Aksi berlangsung di depan kantor DPRD setempat, Kamis, 8 September 2022.
Aksi demonstrasi dimulai sekitar pukul 09.50 WIB. Massa bergerak dari Taman Adipura menuju kantor DPRD Sumenep.
Salah satu orator aksi Abdul Mahmud menyampaikan, turun jalan dalam rangka menolak kenaikan harga BBM yang diberlakukan secara nasional.
“Trias politika, eksekutif, legislatif dan yudikatif harus mampu menjadi penyambung lidah rakyat, sehingga keadilan sosial mampu diterjemahkan dalam akal sehat,” teriak Abdul dalam orasinya.
Andul berkata, demokrasi adalah keterwakilan, tapi tidak semua harus diwakilkan karena itu manipulatif.
Ia berharap konsensus PMII Sumenep masih menyala melanjutkan sejarah 1998,” tutupnya.
Di tempat yang sama, orator aksi yang lain Mohammad Nor juga menyampaikan, bahwa gema perlawanan tidak akan berhenti ketika kemunafikan masih bergema di bumi nusantara.
“Pemerintah kehabisan akal, sehingga kenaikan BBM ini membuat rakyat Indonesia tercekik dengan adanya penindasan struktural yang dilakukan pemerintah terhadap rakyat Indonesia,” kata Nor lantang.
Sementara itu, ketua umum PC PMII Sumenep Qudsiyanto mempertanyakan kesanggupan DPRD Kabupaten Sumenep dalam menyatukan persepsi untuk menolak kenaikan BBM ini, agar tidak hanya menjadi sekadar wacana saja.
Qudsiyanto mengatakan, bagi nelayan, petani, sopir angkot, kenaikan BBM ini sangatlah berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Sumenep.
“Kami meminta DPRD Sumenep untuk menandatangi pakta integritas,” ungkapnya Qudsiyanto.
Lebih lanjut, ketua DPRD Kabupaten Sumenep Abdul Hamid Ali Munir menyampaikan, bahwa yang menjadi tuntutan PMII Sumenep akan ditanggapi oleh fraksi yang ada.
“Kami tetap akan memperjuangkan harapan serta aspirasi mahasiswa, karena tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat yang sudah dipercaya masyarakat untuk mensejahterakan warganya,” kata Hamid Ali Munir kepada awak media.
Ia menjelaskan, sebenarnya yang diharapkan masyarakat kecil BBM itu tidak naik, apalagi ekonomi masyarakat yang baru pulih akibat pandemi.
“Masyarakat kita tidak mengharap adanya bantuan, asalkan BBM tidak naik. Karena kalau BBM naik, maka secara otomatis kebutuhan masyarakat nantinya juga akan naik,” tutupnya. (Ipur)
Editor: Rifqi