SUMENEP, lensamadura.com – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan (LPMK) gelar seminar nasional dengan mengusung tema “Ideologi Transnasional Versus Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah mahasiswa dari kepulauan Raas, Giliyang dan Sapeken serta mahasiswa Sumenep dari berbagai jurusan. Kegiatan berlangsung di Auditorium STIT Aqidah Usymuni Sumenep, Selasa, 27 Desember 2022.
Ketua LPMK Suryadi menyampaikan, kegiatan tersebut digelar dalam rangka mengantisipasi ideologi transnasional yang menjadi ancaman serius bagi kalangan generasi muda.
Menurut Sur, adanya kecenderungan pergeseran pola peradaban sosial budaya pada era digitalisasi saat ini yang menyebabkan milenial lebih leluasa mengakses informasi.
“Generasi milenial, khususnya mahasiswa, menjadi salah satu kalangan yang rentan, sehingga perlu memiliki pengetahuan yang baik untuk membentengi diri,” kata Suryadi dalam sambutannya.
Sementara itu, Dr. Damanhuri sebagai pemateri menyampaikan, Indonesia terdiri dari banyak pulau yang tidak terhitung jumlahnya. Memiliki kekayaan budaya dan bahasa. Sehingga pancasila muncul menerima perbedaan.
Soal ideologi transnasional, Dr. Damanhuri memaparkan, bahwa ideologi transnasional yang menyebar di banyak negara akibat perbatasan ekonomi dan sosial antarnegara yang semakin kabur dan semakin berkembang pada era digitalisasi ini.
“Ancaman ideologi transnasional bagi mahasiswa dewasa ini memang sangat kuat. Kenyataannya, seiring pesatnya laju digitalisasi, banyak dipertontonkan hal-hal yang menyimpang dari rumusan pancasila,” kata dosen INSTIKA ini.
Akibatnya, kata dia, dapat mengikis dan melemahkan sikap atau rasa bela negara.
“Pada era digital ini mahasiswa lebih leluasa mengakses informasi, sehingga harus mampu memilih dan memilah,” jelasnya. (Pur)