Opini

Santri Dan Ketahanan Pangan Indonesia

111
×

Santri Dan Ketahanan Pangan Indonesia

Sebarkan artikel ini
Andriyady, SP. LENSAMADURA/Istimewa

Oleh: Andriyady, SP.

Indonesia merupakan negara yang religius hal ini dapat dilihat dari keberagaman agama yang ada di tanah air. terlebih khusus agama denga mayoritas pengikutnya ialah agama islam, sebagai muslim tentunya kata Pesantren tidak asing lagi, di indonesia ribuan pesantren berjajar rapi di seluruh penjuru daerah, pesantren merupakan lembaga islam yang menjadi tempat untuk menempa pendidikan berbasis agama juga pendidikan umum, perlu diketahui bahwa orang yang tinggal di pesantren untuk menimba ilmu mempunyai sebutan santri.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

Pada hakikatnya santri tidak hanya belajar ilmu agama akan tetapi semua bidang keilmuan santri juga mempelajarinya, termasuk belajar ilmu di bidang pertanian guna untuk menopang ketahanan pangan negara yang akan memjadi topik pembahasan pada tulisan ini.

Pada dasarnya ketahanan pangan nasional adalah pondasi dalam menjaga kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam terlebih khusus disektor pertanian, Indonesia pada saat ini sedang menghadapi tantangan dalam memenuhi ketersediaan pangan guna untuk keberlanjutan sumber pangan bagi seluruh penduduk tanah air. Di tengah upaya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan, santri memiliki potensi besar untuk berkontribusi, baik melalui inovasi, edukasi, maupun praktik langsung di sektor pertanian.

Baca Juga :  SMA Islam Ar-Raudhah Sumenep Kunjungi WMS Batik Rato, Bekali Santri Wawasan Kewirausahaan

Santri merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki beground pendidikan berbasis agama serta juga memili nilai-nilai sosial yang baik. Kebiasaan pesantren yang mengajarkan kerja kolektif, pantang menyerah, dan tanggung jawab menjadikan santri sebagai agen perubahan dalam berbagai sektor, termasuk sektor pertanian untuk menjaga ketahanan pangan.

Melalui berbagai bidang pendidikan, pesantren tidak hanya mendidik santri dalam bidang keagamaan, tetapi juga mendorong pengembangan keterampilan dalam mengelola sumber daya alam. Hal ini sejalan dengan hakikat manusia sebagai khalifah di bumi dalam Islam, yang bertugas untuk menjadi pemimpin dan menjaga bumi.

Peran Santri dalam Mendukung Ketahanan Pangan

Pesantren memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama di pedesaan, tentang pentingnya ketahanan pangan. Santri dapat menjadi penggerak dalam menggirinf petani dalam budidaya tanaman dari buddaya secara tradisional beralih ke modern, sebab santri adalah orang yang diistimewakan oleh masyarakat karena pernah belajar di pesantren.

Santri juga dapat mengadopsi dan menyebarluaskan praktik pertanian berkelanjutan, seperti penggunaan bahan-bahan organik (pupuk). Hal ini searah dengan ajaran Islam yang mengajarkan kita bertanggung jawab atas lingkungan dibumi.

Pada zaman yang telah modern ini tentunya santri juga harus modern dan dapat menguasai semua teknologi terbaru untuk keperluan budidaya tanaman, seperti aplikasi konroling berbasis digital untuk mengotimalkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen, serta platform media sosial yang dapat menunjang kegiatan jual beli agar sesuai dengan keinginan para petani. Dalam upaya menjaga ketahanan pangan, Santri juga dapat mempromosikan komoditas pangan lokal yang kurang dimanfaatkan.

Baca Juga :  Kepala DPMD Sumenep Tegaskan 20 Persen Dana Desa Wajib Dialokasikan untuk Ketahanan Pangan

Tantatangan yang akan Dihadapi

Dari semua prospek besar santri yang dimiliki guna membantu menunjang ketahanan pangan negara tentunya juga ada tantangan yang akan dihadapi dalam prosesnya, seperti kurangnya Akses terhadap Teknologi Modern, dikarenakan banyak pesantren berlokasi di pedesaan yang belum terjamah oleh teknologi pertanian yang sudah modern, hal ini berpengaruh terhadap perkembangan skill santri dalam penggunaan teknologi terbaru disektor pertanian.

Dan juga terbatasnya dukung finansial menjadi tantangan tersendiri, keterbatasan ekonomi akan menjadi hambatan para santri dalam proses budidaya, pengelolaan lahan pertanian, pembelian alat-alat pertanian dan sosialiasi program edukasi bagi masyarakat akan terhambat. Selanjutnya kurangnya pelatihan juga menjadi tantangan sebab pelatihan ini diperlukan agar para santri yang nantinya terjun ke masyarakat langsung mempunyai daya saing di sektor pertanian baik itu tingkat lokal maupun di kancah nasional.

Solusi dan langkah-langkah yang harus diambil

Baca Juga :  Ulang Tahun SMSI: Sewindu Mengarungi Disrupsi Multidimensi

Setiap masalah yang datang tentunya solusi juga akan ditemukan, mengingat dari semua rangkaian problem yang nantinya akan dihadapi oleh para santri dalam membantu ketahanan pangan negara, sangat diperlukan adanya kerja sama dengan pemerintah, karna pemerintah dapat menyediakan akses teknologi, pendaan dan pelatihan bagi para santri, atau bahkan bisa menjaring program-program pemerintah untuk keperluan bertani seperti bantuan alat pertanian, pupuk dan lainnya yang masih bersangkutan dengan budidaya komoditas pangan.

Penerapan model pesantren agrobisnis juga diperlukan, karena selain pesantren menjadi lembaga pendidikan islam juga dapat dikembangkan sesuai kebermanfaatannya menjadi tempat agrobisnis berbasis komunitas, yang akan bermanfaat untuk masyarakat luas karena bisa dijadikan sebagai tempat pemberdayaan juga sebagai sumber pendapatan untuk pesantren pesantren itu sendiri.

Santri memiliki peran penting dalam membantu ketahanan pangan negara, baik melalui edukasi, inovasi, maupun praktik kerja lapang di sektor pertanian. Dengan kebiasaan mandiri dan kepedulian terhadap sosial yang tinggi, santri bisa menjadi penggerak dalam mengatasi tantangan pangan nasional.

Untuk mewujudkannya, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, dan masyarakat. Dengan langkah yang istiqomah, santri tidak hanya berkontribusi dalam ketahanan pangan, tetapi juga dalam mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa. (*)

Opini

oleh: Hordani, Ketua Kopri PMII STITA Sumenep LensaMadura.com…

Opini

oleh: Daviatul Umam, penulis bergiat di Komunitas Damar…