JAKARTA, lensamadura.com – PC North Madura II Ltd., anak perusahaan Petronas, telah mendapatkan persetujuan Keputusan Investasi Akhir (Final Investment Decision/FID) untuk pengembangan lapangan Hidayah yang terletak di Wilayah Kerja North Madura II, Jawa Timur, Indonesia.
Sebagai operator yang memegang 100% partisipasi dalam Kontrak Bagi Hasil ini, Petronas menunjukkan komitmennya dalam proyek ini.
Petronas Executive Vice President and Chief Executive Officer of Upstream, Mohd Jukris Abdul Wahab, menyampaikan, capaian ini menggarisbawahi komitmen teguh Petronas dalam mendukung target Pemerintah Indonesia untuk mencapai swasembada energi.
“Kami berterima kasih atas dukungan penuh yang telah diberikan oleh Pemerintah Indonesia dan menantikan kerja sama yang erat selama proses pengembangan lapangan Hidayah,” kata Mohd Jukris Abdul Wahab dalam siaran pers yang diterima Lensa Madura, Kamis, 9 Januari 2014
Dia mengatakan, rencana pengembangan lapangan Hidayah mencakup pengeboran sumur produksi dengan dukungan anjungan produksi minyak tanpa awak yang terintegrasi dengan anjungan pemrosesan pusat.
“Rencana ini juga mencakup unit Floating Storage and Offloading (FSO) yang dilengkapi fasilitas tempat tinggal dan ruang kontrol pusat guna memastikan operasi berjalan aman dan andal,” jelasnya.
Sementara itu, Petronas Vice President of International Assets of Upstream, Mohd Redhani Abdul Rahman, juga menyatakan, diraihnya Keputusan Investasi Akhir untuk lapangan Hidayah ini menjadi tonggak pencapaian signifikan bagi Petronas.
“Keputusan ini melanjutkan keberhasilan penemuan cadangan minyak yang menjanjikan di Wilayah Kerja North Madura II pada tahun 2021 dan membuka jalan bagi kami untuk memainkan peran yang lebih strategis dalam mendukung kebutuhan energi yang terus meningkat di wilayah ini,” ujarnya.
Berkaitan dengan pengembangan ini, PC North Madura II Ltd. mengadakan pertemuan dengan para pemangku kepentingan utama Indonesia, termasuk Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto.
Dalam sambutannya, Djoko Siswanto mengingatkan pentingnya percepatan eksploitasi cadangan energi. Menurutnya, alah satu tantangan yang dihadapi industri hulu migas Indonesia adalah mempercepat eksploitasi dan penemuan cadangan minyak dan gas yang baru.
“Tantangan ini harus kita jawab di lapangan Hidayah, karena itu kita akan terus berpegang pada target onstream di kuartal I 2027, SKK Migas dan Petronas harus mengawal pencapaian target ini sehingga tidak terjadi penundaan,” kata Djoko Siswanto.
Djoko Siswanto juga menjelaskan bahwa pengembangan lapangan dan fasilitas produksi bertujuan untuk memproduksi cadangan minyak sebesar 88.55 MMSTB hingga 2041, dengan proyeksi produksi awal 8.973 BOPD dan puncaknya mencapai 25.276 BOPD.
Selanjutnya, Djoko Siswanto menekankan pentingnya pengelolaan risiko dalam pengembangan lapangan Hidayah. Meskipun ada tantangan, dia optimis proyek ini dapat berjalan lancar jika dikelola dengan baik.
Perlu diketahui, saat ini Petronas juga mengoperasikan Kontrak Bagi Hasil di beberapa wilayah kerja, seperti Ketapang, North Madura II, dan North Ketapang di lepas pantai Jawa Timur, serta Wilayah Kerja Bobara di Papua Barat.
Petronas juga merupakan mitra dalam lima Kontrak Bagi Hasil lainnya di Indonesia. Misal, di darat dan lepas pantai Sumatera, Laut Natuna, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Di tengah transisi energi global, Petronas tetap berfokus pada ekspansi kehadirannya dan inisiatif rendah karbon untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan, serta menyediakan energi yang aman, terjangkau, dan andal bagi pelanggannya di seluruh dunia. (mr)