SUMENEP, lensamadura.com – Program Upland Project telah membuktikan keberhasilannya dalam meningkatkan pertanian di Indonesia.
Salahsatu yang menjadi contoh baik adalah penerapan Upland Project di Sumenep, Madura pada penanaman bawang merah.
Kelompok Wanita Tani (KWT) dan petani lainnya di Kabupaten Sumenep diberikan bantuan berupa bibit bawang merah, penerapan infrastruktur yang memadai dalam mengolah tanah dan bibit hingga proses panen.
Kecamatan Rubaru menjadi pusat produksi bawang merah di Kabupaten Sumenep. Tanaman bawang merah di Kecamatan Rubaru mencapai seribu hektar dengan tiga kali panen setiap tahun.
Rata-rata, setiap petani mampu memproduksi 8 ton per hektar lahan bawang merah setiap panen.
Salah satu bibit unggulannya adalah bawang merah varietas lokal yang berasal dari desa Rubaru Sumenep. Bawang merah ini dapat memiliki ketahanan cuaca yang baik dibandingkan bibit varietas lain.
Menurut Kepala UPT Pertanian Kecamatan Rubaru Asep Hidayat menyatakan, bahwa bawang merah varietas lokal tersebut tahan cuaca buruk dan kualitasnya tetap baik, sehingga harganya tetap tinggi.
“Varietas lokal Rubaru juga memiliki ketahanan dari penyakit layu fusarium sehingga tidak rusak sampai masuk waktu panen,” kata Asep belum lama ini.
Dikatakan, selain kualitas yang bagus, harga yang tinggi sekitar Rp24 ribu per kilogram menjadikan bawang merah varietas lokal Rubaru ini dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat petani di kabupaten Sumenep.
Bawang merah varietas Rubaru memiliki kelebihan komparatif, seperti lahan HPT, yang cocok diolah menjadi bawang goreng, kandungan airnya lebih sedikit, aroma harumnya khas dan gurihnya tidak akan kalah dengan varietas bawang merah lainnya.
Melalui program Upland Project secara berkelanjutan, pemerintah melalui dinas pertanian setempat berharap agar bawang merah vairetas lokal Rubaru nantinya bisa menembus pasar ekspor dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat petani di wilayah itu. (red)