Pemkab Sumenep Kembali Sekolahkan Dokter Spesialis untuk Perkuat Layanan RSUD Abuya

SUMENEP, LensaMadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep kembali membiayai pendidikan tiga calon dokter spesialis untuk memperkuat layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abuya, Kepulauan Kangean.
Langkah ini menjadi kelanjutan dari program penyekolahan tenaga medis yang diinisiasi Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo.
“Tahun ini kami akan sekolahkan tiga dokter spesialis lagi. Ini bagian dari komitmen kami untuk memastikan masyarakat kepulauan mendapatkan layanan kesehatan setara dengan warga di daratan,” kata Bupati Fauzi, Kamis, 17 Juli 2025.
Tiga dokter tersebut akan menjadi spesialis kelima, keenam, dan ketujuh yang disiapkan melalui program pembiayaan pendidikan dari pemerintah daerah.
Sebelumnya, empat dokter spesialis telah dikirim untuk menempuh pendidikan lanjutan, tiga di antaranya merupakan putra daerah kepulauan.
Menurut Bupati Fauzi, ketersediaan dokter spesialis menjadi indikator penting dalam kualitas layanan rumah sakit, khususnya di wilayah terpencil.
“Ini demi membangun sistem yang berkelanjutan. Kami berinvestasi pada manusianya,” ujarnya.
Saat ini, RSUD Abuya telah memiliki tujuh dokter spesialis. Namun, tiga di antaranya masih berstatus tenaga pendukung, yang bekerja melalui skema kemitraan dengan sejumlah rumah sakit besar, seperti RSU Dr. Soetomo Surabaya dan RS Brawijaya. Skema ini juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Untuk tahun 2026, Pemkab Sumenep berencana menambah tiga lagi calon dokter spesialis, dengan fokus pada spesialisasi pendukung seperti anestesi, radiologi, dan patologi klinik.
“Ini strategi jangka panjang. Tahun depan kami anggarkan lagi untuk pendidikan dokter spesialis. Harapannya, RS Abuya bisa berdiri lebih mandiri dan menjadi rujukan utama bagi wilayah kepulauan,” kata Bupati Fauzi.
Ia menegaskan, keberadaan tenaga medis dari kalangan lokal juga penting secara sosial dan budaya. Oleh karena itu, pemerintah daerah mendorong partisipasi putra daerah agar kembali mengabdi di kampung halamannya.
“Kami sedang membangun masa depan pelayanan kesehatan yang dekat secara sosial dan berkelanjutan secara sistem,” kata suami Nia Kurnia itu.
“Investasi kesehatan bukan sekadar alat dan bangunan, tapi tentang manusia yang siap mengabdi,” pungkasnya. (*)