Feature

Kiprah Imam Wahyudiyanta, Berkelana dari Media ke Media

LENSAMADURA.COM – Lulus dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 2005, Imam Wahyudiyanta mulai sadar akan kenyataan hidup.

Menjadi alumnus sarjana Hubungan Internasional tak serta-merta membuka jalan mulus. Pria kelahiran Kebomas, Gresik, itu mulai berpikir untuk menjajaki dunia kerja dengan segudang harapan besar.

Dengan tatapan tajam, pria kelahiran 1981 itu mulai menceritakan sekelumit perjalanan hidupnya, sejak lulus menjadi sarjana, kerja serabutan, hingga terjun menjadi jurnalis di sejumlah media. “Namanya juga baru lulus kuliah ya, saya bingung harus mencari peluang kerja,” kata pria yang akrab disapa Imam itu, Selasa, 30 September 2025.

Pada 2005 akhir, Imam mulai membuka satu-satu pintu kenyataan hidup itu: dia melamar menjadi jurnalis di media Memorandum. Di sana, karirnya cukup singkat, “Bekerja di media Memorandum hanya sampai pada akhir 2006,” tambahnya.

Imam tak banyak mengungkap alasan kenapa dia hanya bertahan satu tahun di Memorandum. Tapi yang yang jelas, semangat jurnalistik yang ia miliki tetap menyala. Hingga pada Maret 2007 ia bergabung dengan dengan media beritajatim, di sana hanya sampai pada Juli 2007.

“Pasca di beritajatim itu, saya kemudian bergabung ke detikcom hingga bulan Juli 2025,” ujarnya sambil tersenyum.

Imam lantas mengungkapkan alasan kenapa ia harus menjalani karir sebagai jurnalis. Meski tak ada pertimbangan ideal, atau hitung-hitungan karier, dia hanya mengaku senang saja.

“Menjadi jurnalis, waktu lebih bebas, bisa menambah pengalaman, sekaligus memperluas jejaring,” ujarnya sambil melempar senyum tipis.

Kondisi ini menjadi bukti kegigihan Imam menekuni dunia jurnalistik. Sejak resign dari detikcom, tapatnya bulan Mei 2025, ayah dari tiga anak itu kembali ‘pindah’ ke media lain. Namanya kabarbaik, berpusat di Kabupaten Gresik

“Di kabarbaik saya dipercayai jadi redaktur hingga saat ini,” pungkas Imam. (mr)

Back to top button