Ketua Umum Saudagar Madura Desak Pemerintah Beri Proteksi Kondisi Ekonomi Kerakyatan Yang Terancam Ritel Raksasa

SUMENEP, lensamadura.com- Gerai Indomaret dan Alfamart dengan mudah ditemukan sepanjang oota dan pinggiran di Madura. Indomaret juga membuka peluang bagi masyarakat luas agar bisa ikut memiliki dan mengelola sendiri gerai dengan merk dan lisensi dagang tersebut.

Namun, dengan meningkatnya ekspansi bisnis waralaba seperti Indomaret dan Alfamart, bisnis pada masyarakat lokal menjadi terancam tumbang karena menjadi persaingan yang tidak seimbang.

Kondisi tersebut mendapat sorotan Ketua Umum Saudagar Madura Akhmad Ma’ruf Maulana. Ma’ruf sapaan akrabnya berharap, pemerintah memberikan proteksi kepada pelaku UMKM.

Agar pelaku UMKM tak tergerus derasnya bisnis ritel raksasa yang bisa saja mematikan ekonomi kerakyatan.

“Pemerintah harus memberi proteksi kepada ekonomi kerakyatan. Kalau di sektor ekonomi kelas bawah mereka (grup ritel raksasa) masuk, kita jadi penonton dong,” ucap Ma’ruf, dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Senin, 8 Agustus 2022.

Menurutnya, pemerintah di daerah bersama stakeholder terkait harus mencari formulasi agar bisnis mikro masyarakat tidak mati bersaing dengan kekuatan bisnis raksasa yang menyentuh hingga sektor bawah.

Baca Juga :  Anggota DPRD Sumenep Dapil VII Serahkan Bantuan Sembako dan Sound Untuk Muslimat NU Raas

“Di saat ibu-ibu suaminya kena PHK, terus buka kedai di rumahnya. Mana bisa bersaing dengan Alfamart dan Indomaret jika semua sektor bisnis digarap sama mereka. Ini kalau nggak diprotek sama pemerintah, jadi penonton saja pelaku ekonomi kerakyatan,” terang pengusaha asli Sumenep ini.

Negara se-liberal Amerika Serikat dan negara sekuler lainnya, lanjut pria yang kini Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri ini, masih memprotek ekonomi bumi putranya.

“Contoh di Amerika. Rakyat pribuminya diprotek hanya satu-satunya rakyat pribuminya yang bisa bisnis Kasino. Karena pemerintah Amerika memprotek masyarakat pribuminya,” terang Ma’ruf memberi contoh.

Sekilas Tentang Indomaret

Indomaret adalah salah satu pemimpin utama duopoli minimarket di Indonesia. Didirikan sejak tahun 1988, kini perusahaan yang terafiliasi dengan Indoritel Makmur Internasional (DNET) ini memiliki lebih dari 19 ribu gerai yang tersebar hingga pelosok negeri.

DNET yang tergabung dalam Grup Salim diketahui merupakan pemegang saham terbesar di Indomaret yang mencapai 40%. Selain di Indomaret, DNET juga menggenggam saham di perusahaan ritel lain, yakni pada Fast Food Indonesia (FAST) selaku pengelola gerai KCF dan Nippon Indosari Corpindo (ROTI), produsen Sari Roti.

Baca Juga :  PSBA Kangean Dipastikan Tidak Berlaga di Kompetisi Sepak Bola U-13

Adapun pengendali dari Indomaret adalah PT Megah Eraraharja yang merupakan bagian dari Grup Salim. Anthoni salim sendiri memiliki kepemilikan langsung di DNET sebesar 25,30%, dengan Hannawell Group tercatat sebagai pemegang saham terbesar atau mencapai 39,35%.

Akan tetapi Grup Salim – Megah Eraraharja dan Anthoni Salim – secara total menguasai 50,43% saham DNET.

Meski bukan mesin uang paling besar, dari bisnis gerai Indomaret saja, Grup Indofood milik Anthoni Salim bisa meraup laba hingga triliunan. Ini terungkap dalam materi paparan publik PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) pada pertengahan bulan lalu (14/7).

Dalam laporan itu terungkap, Indomarco Prismatama meraup pendapatan Rp 90,6 triliun sepanjang tahun lalu. Perolehan ini naik 5,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 86,12 triliun.

Baca Juga :  Densus 88 Polri Silaturrahmi Dengan Dai dan Khatib di Pamekasan, Ini Tujuannya

Laba kotor pengelola gerai waralaba Indomaret ini bahkan mampu mencetak kenaikan laba kotor 7,55% secara tahunan menjadi Rp 20 triliun dari sebelumnya Rp 18,67 triliun. Artinya, margin kotor Indomaret cukup tebal, sebesar 22,2% pada 2021, naik dari sebelumnya 21,7% pada 2020.

Tebalnya margin kotor juga mempengaruhi laba. Indomarco mencatat lonjakan laba komprehensif 81,45% secara tahunan menjadi Rp 2 triliun pada 2021.

Kenaikan laba Indomaret tentu ikut mendongkrak kinerja keuangan DNET, yang sejak berganti nama dan fokus di industri ritel tidak pernah mengalami kerugian.

Pemilik Indomaret, Anthoni Salim, sendiri merupakan orang terkaya ketiga di Indonesia tahun 2021 dengan hartanya mencapai US$ 8,5 miliar atau setara Rp 126,30 triliun. Selain Indomaret, Salim Group juga memiliki beragam investasi lainnya di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi hingga energi. (*/Yan)

Dapatkan Berita Terupdate dari Lensa Madura di: