Berita

Disbudporapar Sumenep Gelar Lokakarya, Bahas Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas

105
×

Disbudporapar Sumenep Gelar Lokakarya, Bahas Sinergi Pentahelix untuk Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas

Sebarkan artikel ini
Foto bersama usai lokakarya "Sinergi Pentahelix dalam Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas" di Aula Potre Koneng, Bappeda, Sumenep. LENSAMADURA/Istimewa

SUMENEP, lensamadura.com – Disbudporapar Sumenep menggelar lokakarya dengan tema “Sinergi Pentahelix dalam Pengembangan Ekowisata Pulau Segitiga Emas Sumenep”.

Pada lokakarya ini, Disbudporapar menggandeng Universitas Hang Tuah Surabaya. Kegiatan berlangsung di Aula Potre Koneng, Bappeda Sumenep, Jumat, 20 September 2024.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

Turut hadir sejumlah tokoh penting, antara lain Guru Besar Bidang Kebijakan Publik Universitas Hang Tuah Surabaya, Prof Dr Agus Subianto, Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPI), Prof Dr Ninis Trisyani, Ketua Tim Peneliti Dr M Husni Tamrin, dan tenaga ahli bidang pariwisata, Sugeng. Hadir juga duta pariwisata, dan Pokdarwis se Sumenep.

Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohamad Iksan mengatakan, lokakarya bertujuan untuk menyelaraskan pemahaman dan visi antar pihak mengenai konsep ekowisata di pulau segitiga emas.

Baca Juga :  Moh Tohari, Mahasiswa Jurusan PAI Terpilih Pimpin LPM Esensi STITA Sumenep

Iksan mengatakan, Sumenep memiliki sejumlah pulau yang dijuluki pulau segitiga emas. Yaitu, Pulau Gili Iyang, Gili Labak, dan Gili Genting.

“Ketiga pulau ini memiliki potensi ekowisata dengan kekayaan alam, dan kearifan lokal yang kuat,” kata Iksan.

Iksan menjelaskan, konsep ekowisata digunakan sebagai metode yang efektif untuk memberdayakan masyarakat lokal Kabupaten Sumenep guna melawan kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

“Pengembangan dunia pariwisata desa sangat penting dilakukan, sebagai upaya mendorong kesejahteraan masyarakat, karena keberadaan wisata itu memberi peluang terhadap pemberdayaan ekonomi,” jelasnya.

Meski demikian, lanjut Iksan, ada banyak tantangan yang perlu dikaji kembali untuk menerapkan konsep ekowisata di pulau segitiga emas.

Baca Juga :  Aliansi Kopri Sumenep Komitmen untuk Awasi Sidang Kasus Pelecehan Seksual Oknum Kepsek

“Misal minimnya pemahaman konservasi lingkungan, kurangnya pengetahuan tradisi masyarakat, dan kekurangan regulasi di tingkat lokal. Ini tantangan kita bersama,” sebutnya.

Oleh karena itu, ia berharap melalui lokakarya tersebut melahirkan beberapa rekomendasi kebijakan, sehingga potensi yang dimiliki pulau segitiga emas dapat dioptimalkan sebaik mungkin.

“Sehingga pulau segitiga emas menjadi destinasi ekowisata yang berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi yang adil kepada masyarakat lokal, dan tetap melestarikan keindahan alam dan budaya yang dimilikinya,” kata Iksan.

Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen baik pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun sinergi demi mengembangkan destinasi ekowisata.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Tim Peneliti, Dr M Husni Tamrin. Dia mengatakan, jika dioptimalkan dengan baik, pengembangan ekowisata di pulau segitiga ini akan memberikan manfaat kepada masyarakat lokal.

Baca Juga :  Mahasiswa Sumenep Gelar Mimbar Demokrasi, Soroti Kasus Mafia Pupuk hingga Galian C Ilegal

“Namun kolaborasi dan sinergi antara pemerintah dan stakeholder sangat diperlukan guna mengembangkan ekowisata di Sumenep,” katanya.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa perlu adanya analisis lebih lanjut terkait kondisi tiga pulau segitiga emas. Baik secara internal dan eksternal yang berkaitan dengan keberadaan potensi pariwisata.

Oleh karena itu, ia menggunakan dua pendekatan untuk meneliti pengembangan ekowisata di pulau segitiga emas.

Yaitu, menggunakan konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu (Integrated Coastal Zone Management) dan dibantu dengan SWOT.

“Harapannya kolaborasi kedua metode tersebut dapat memberikan hasil yang komprehensif mengenai pulau seegitiga emas, utamanya untuk mendukung keberlanjutan pariwisata yang ada,” harapnya. (ni/mr)