SUMENEP, LensaMadura.com – Suasana di berbagai sudut kota Sumenep mendadak mencuri perhatian warga yang melintas.
Bukan karena ada event atau konser, tapi karena sebuah baliho yang dipasang dengan pesan cukup ‘menyengat’ yang dilayangkan untuk Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Tak hanya dipasang di area Taman Tajamara, baliho berukuran 3×1 meter itu juga terpampang di depan kantor Pemkab Sumenep, dan area Taman Bunga.
Baliho itu menampilkan foto Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo berpakaian dinas lengkap, dan seorang pria bernama Ach Supyadi.
Baliho tersebut menyuarakan kekecewaan warga terhadap banyaknya jalan rusak di wilayah kepulauan yang tak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun.
“Bupati Sumenep, lihatlah…! Banyak jalan rusak di kepulauan sudah bertahun-tahun rusaknya lho…!” demikian bunyi tulisan yang tertera dalam baliho, disampaikan oleh Ach. Supyadi yang diketahui merupakan advokat sekaligus tokoh kepulauan asal Raas, Sumenep, dikutip Mingggu, 6 April 2025.
Keluhan ini menjadi sorotan karena mencerminkan keresahan masyarakat kepulauan yang merasa terabaikan dalam pembangunan infrastruktur.
Kondisi jalan yang rusak berat di berbagai wilayah kepulauan belakangan ini menjadi keluhan utama warga, terutama karena berdampak pada akses transportasi, ekonomi, dan pendidikan.
Aksi penyampaian aspirasi melalui baliho ini menjadi bentuk protes yang diharapkan mampu menarik perhatian pemerintah daerah, khususnya Bupati Sumenep, agar segera mengambil tindakan konkret.
Hingga berita ini terbit, belum ada tanggapan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Sumenep terkait aspirasi tersebut.
Janji Politik Fauzi-Imam
Sebagaimana diketahui, saat Pilkada 2024 pasangan Achmad Fauzi Wongsojudo-KH Imam Hasyim dalam janji politiknya mencanangkan sejumlah program strategis yang tertuang dalam visi-misinya.
Saat pilkada, bupati petahana itu mengusung visi menjadikan Sumenep sebagai daerah yang Unggul, Mandiri, dan Sejahtera.
Sementara, terdapat lima misi yang dicanangkan. Salah satunya yakni memperkuat pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan hidup yang berimbang antara daratan dan kepulauan. (mr)