SUMENEP, lensamadura.com – Proyek rehab atau revitalisasi terminal tipe A Arya Wiraraja Sumenep yang telah dimulai sekitar sebulan lalu mendapat sorotan.
Masalahnya, rehab terminal yang berlokasi di Kolor, Kecamatan Kota Sumenep itu oleh Bagus Junaidi Ketua Aliansi Sumenep Bangkit dinilai tak transparan.
Buktinya, menurut aktivis yang akrab dipanggil Edi itu, di papan informasi yang terpasang di sisi selatan lokasi tidak mencantumkan nominal anggaran.
Edi menjelaskan, papan informasi hanya mencantumkan sumber dana dari SBSN TA 2024. Berapa nominalnya tidak tertulis. Harusnya nominal anggaran tercantum di papan informasi.
“Harus terbuka ke publik mengenai jumlah anggarannya. Jika tertutup seperti ini, patut diduga ada maksud-maksud tertentu yang berpotensi akan terjadinya penyelewengan,” kata Bagus Junaidi kepada lensamadura.com, Selasa, 2 Juli 2024 usai melihat langsung ke lokasi proyek.
Sepintas, sambung dia, hal seperti itu persoalan sepele. Tentang jumlah anggaran yang tak tertulis itu. Publik kemudian bertanya-tanya kenapa tidak transparan. Kegiatan apapun yang sumber dananya dari negara, mestinya transparan mengenai nominal anggaran. Agar kontrol publik bisa jalan.
“Kami bersama tim investigasi di Aliansi Sumenep Bangkit akan mengawasi proyek rehab terminal Arya Wiraraja ini. Terutama terkait kualitas pekerjaan. Apakah sesuai RAB atau seperti apa nantinya hasil pekerjaan proyek yang diawali dengan tertutupnya soal nominal anggaran tersebut,” janji Edi dengan nada serius saat berbincang dengan jurnalis lensamadura.com.
Lebih lanjut, pihaknya berencana menyurati Kementerian Perhubungan terkait temuan awal di lapangan. Termasuk Aparat Penegak Hukum penting didorong pula. Agar proyek itu jadi atensi.
Kalau akhirnya ada permainan yang berdampak kepada jeleknya kualitas pekerjaan, kata Edi, harus diproses dan diusut tuntas.
Proyek itu program Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Jatim dibawah naungan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI. Pelaksana PT Bahana Suprindo Kreasi dari Bogor, Jawa Barat.
Jenis pekerjaan antara lain pagar, taman, rambu-rambu, kawasan elektrikal dan mikanikal. Kemudian pos jaga, tempat genset, jalan dan saluran box culvert.
Informasi yang dihimpun media ini, anggaran proyek peningkatan terminal bus itu Rp26 miliar lebih. Pekerjaan tengah berlangsung. Lokasi proyek yang sekelilingnya tertutup seng setinggi dua meter lebih itu di dalamnya pekerja beraktivitas.
Sementara, Herman Wibowo Humas Direktorat Jendral Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kemenhub RI belum merespons konfirmasi lensamadura.com sampai berita ini ditulis. (yan/rif)