PAMEKASAN, lensamadura.com – Diberitakan sebelumnya, penentuan juara lomba daul se-Madura yang diadakan CV Jawara Internasional diduga sarat kejanggalan dan kecurangan. Panitia pun akhirnya buka suara.
Kuswanto Ferdian selaku ketua panitia lomba tersebut mengatakan, kontestasi musik daul se-Madura yang diselenggarakan CV Jawara Internasional Djaya murni untuk mewadahi kesenian musik lokal Madura.
“Sebenarnya niat kami murni hanya untuk memberikan wadah terhadap kesenian lokal yang ada di Madura agar supaya musik daul di Madura tetap eksis berkembang ke depannya,” kata Kuswanto Ferdian saat memberikan keterangan, Senin, 27 Mei 2024.
Ia juga menjelaskan terkait keputusan akhir dewan juri yang diduga terdapat kejanggalan berupa keberpihakan pada salah satu kontestan. Menurutnya, penilaian itu murni berdasarkan hasil keputusan ketiga dewan juri dan tidak ada intervensi dari siapa pun.
“Dalam rapat rekapitulasi itu melibatkan saya (ketua panitia), manajer operasional CV Jawara Internasional Djaya dan ketiga dewan juri. Apa pun yang disampaikan grup musik daul, saya pribadi selaku ketua panitia menyampaikan permohonan maaf apabila di dalam pagelaran even ini masih banyak kekurangan. Namun pada intinya, kami atas nama panitia tidak pernah ada niatan untuk melakukan kecurangan apa pun,” jelasnya panjang lebar.
Ia juga menengahi terkait dewan juri yang diduga bagian dari salah satu kontestan musik daul tersebut. Dia bilang, sebelumnya panitia sama sekali tidak saling kenal mengenal. Rekomendasi ketiga dewan juri murni dari pelaku seni di Pamekasan yang kompeten dan pakem di bidang musik daul.
“Sedari awal kami (panitia) menekankan kepada dewan juri untuk bersikap independen, profesional dan tidak ada keberpihakan. Artinya pegelaran ini murni tidak ada istilah titipan atau berafiliasi terhadap salah satu musik daul mana pun,” urainya.
Sementara, Direktur CV Jawara Internasional Djaya Marsuto Alfianto merasa kaget dengan informasi yang beredar terkait dugaan kecurangan pagelaran tersebut. Pihaknya menegaskan, hanya memfasilitasi pagelaran musik daul se-Madura tanpa mengintervensi siapa pun.
“Saya dengan dewan juri tak kenal. Kemudian penentuan dewan juri bukan saya yang menentukan melainkan panitia. Mohon maaf mas, saya mending kalau dengan dewan juri lebih baik tidak kenal,” kata Marsuto.
Ia kemudian bilang, yang namanya pertandingan pasti ada yang kecewa dan bahagia. Namun, sebagai owner CV Jawara Internasional bukan mengundang untuk kecewa.
“Tidak ada maksud untuk mengecewakan dari yang bersangkutan utamanya saudara saya yang dari Sumenep. Misalnya ada, kecewalah kepada wasit. Ayolah jangan juga kecewa kepada pemilik,” jelasnya.
Ia juga berharap, komunikasi tetap terjalin dan tidak putus hubungan gegara masalah tersebut.
“Karena katanya kalau di Pamekasan tidak mau mengikuti lomba, ayo adakan di Sumenep, jaring di situ dan saya akan menjadi tuan rumahnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, grand final Lomba Musik Daul se-Madura yang diselenggarakan CV Jawara Internasional Djaya (JID) selesai digelar pada Sabtu, 25 Mei 2024 kemarin.
Ada 6 (enam) grup musik daul yang lolos sebagai finalis, yakni Sekar Kedaton, Pangeran Ghirpapas, Terak Bulan, Churalo, Mega Remmeng, dan Aktor Muda.
Namun, pelatih Mega Remmeng, Seiry, mengeluarkan protes terhadap pelaksanaan grand final lomba musik daul itu, Minggu, 25 Mei 2024.
Pasalnya, Seiry menduga terdapat kejanggalan dan kecurangan dalam penentuan juara lomba musik daul se-Madura itu. Hingga pihaknya mengaku kecewa dan menyampaikan protes. (red)