SUMENEP, lensamadura.com – Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM) soroti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dengan produk yang menjual Bahan Bakar Khusus (BBK) dan minyak solar non subsidi atau Dexlite karena belum beroperasi di Jalan Raya Pantai Lombang, Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Kabupaten Sumenep.
Pembangunan SPBU batang-batang tersebut sudah selesai tahun 2019, tapi hingga kini masih tinggal bangunan dan tidak ada aktivitas usaha diareal tersebut padahal fasilitas sudah lengkap.
Aktivis ALARM Andriyadi berharap, pengoperasian SPBU di Legung Timur itu nantinya juga akan menambah Pandapatan Asli Daerah (PAD) Sumenep.
“Harusnya PT. WUS mengoperasikan itu, bukan justru membiarkan bangunan tersebut berdiri tanpa ada aktivitas bisnis,” kata Andriyadi Kamis 8 Desember 2022.
Sebelumnya seperti dilansir Okedaily.com disebutkan sudah ada perselisihan antara PT BJS Dan PT WUS terkait Kerjasama pada tanggal 25 Februari 2019, dengan komposisi nilai kerjasama 95 persen PT WUS dan 5 persen PT BJS. Perjanjian kerja sama pada SPBU Legung Timur, kemudian dibatalkan sesuai dengan Akta Notaris tanggal 28 Juni 2019.
Dalam akta notaris disebutkan bahwa PT BJS setuju untuk mengalihkan hak pengusahaan SPBU Batang-Batang kepada PT WUS beserta segala aset baik yang sekarang ada maupun yang dikemudian hari ada, fasilitas-fasilitas, serta izin-izin terkait atas usaha yang dimiliki.
Lebih lanjut Andri berharap, pembangunan SPBU Batang-batang tersebut segera dioperasikan dengan baik serta mampu menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Direktur Utama PT Wira Usaha Sumekar (WUS) Mohammad Reza menyampaikan bahwa SPBU itu siap beroperasi.
Hanya ada ketentuan baru dari pertamina untuk memasang Automatic Tank Gauge (ATG) dan Pos Sistem untuk digitalisasi yang ada dipertamina.
“Artinya, pertamina kan harus ada laporan ketika ada penjualan dexlite, terkoneksi dengan wifi dan ditelkom yang sudah bekerjasama dengan pertamina, Itu saja yang kami tunggu,” kata Reza
Pos Sitem itu sebuah informasi managemen SPBU yang terkoneksi langsung dengan dispenser dan tangki pendam sedangkan ATG dapat memantau stok BBM di tangki tersebut secara otomatis,” tutur Reza saat ditemui diruang kerjanya Kamis 8 Desember 2022.
Didalam lokasi tersebut kata Reza sudah terisi bahan bakar, seperti pertalite, pertamax dan lain sebagainya.
Karena ada aturan baru, sehingga sedikit terkendala. Itu mestinya ATG kita tidak harus beli, disediakan oleh pertamina, seperti yang di Kolor semuanya dikasik sama pertamina.
Karena aturan baru, pihaknya harus menyediakan ATG itu, meskipun mungkin nanti akhirnya akan diganti oleh pertamina.
Menurut Reza bulan ini dijadwalkan akan beroperasi, dan harusnya tanpa alat tersebut pihaknya sudah bisa bekerja serta sudah bisa jualan. Sudah keluar semua izinnya, izin operasi sudah keluar.
Pihaknya berharap nantinya ketika beroperasi mampu memberikan manfaat terhadap masyarakat sekitar SPBU. Perusahaan nanti juga akan merekrut pekerja dari masyarakat sekitar, termasuk penjaga malam juga.
“Paling tidak membantu dalam merekrut pekerja dan mempermudah penjualan dan pembelian serta menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar menjadi kewajibannya”, pungkasnya. (Pur/Yan)