SUMENEP, Lensamadura – Aset gedung sains dan seni dibawah naungan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep dinilai mubazir.
Penilaian tersebut disampaikan Syaiful Bahri aktivis Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM) Sumenep.
Menurut Syaiful Bahri, gedung yang terletak di Jalan Payudan Timur, Kota Sumenep itu karena ke gagalan Disdik Sumenep untuk memanfaatkan.
Aktivis ALARM mengaku sudah investigasi ke lokasi gedung yang sejak berdiri hingga kini sudah delapan tahun itu.
“Gedung sains dan seni yang dibangun tahun 2014 dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp750 juta, pada tahun 2015 meminta tambahan dana kurang lebih Rp 40 juta, dan ditahun 2016 Disdik kembali mengajukan anggaran untuk perawatan sebesar Rp 60 juta ternyata kini tak berfungsi,” kata mantan aktivis PMII seraya merinci anggaran untuk gedung tersebut Kamis, 26 Mei 2022.
Pihaknya menilai pembangunan Gedung tersebut hanya buang-buang anggaran, faktanya dari Tahun 2014 hingga kini tahun 2022 Gedung Sains dan Seni tersebut tidak difungsikan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Ditambahkan, wacana perbaikan Jembatan Rp 40 juta yang dianggarkan tahun 2016 melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan pembangunan Pagar yang diusulkan pada PAK 2017.
Perlu diketahui, tambah Ipung panggilan akrabnya, tujuan gedung sains dan seni murni untuk kemajuan pendidikan di kabupaten Sumenep.
“Sehingga sangat disayangkan ketidak mampuan Dinas Pendidikan tahun ini yang tidak bisa memanfaatkan dengan baik aset pembangunan Gedung dimasa Kadisdik sebelumnya itu.
“Disdik terkesan hanya pintar membangun tapi tidak pintar memanfaatkan. Jadi mubazir, masyarakat Sumenep harus juga menyesali. Disdik tidak punya ikhtiar dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Sumenep,” jelasnya penuh kecewa.
Ditambahkan, pihaknya menilai kepemimpinan Dinas Pendidikan, dibawah Agus Dwi Saputra sebagai Kadis tidak sesuai dengan kapasitas dirinya sebagai kepala dinas.
“Terbukti dia sebagai kepala dinas salah satunya tidak mampu memfungsikan aset yang dibangun kepemimpinan sebelumnya. Termasuk saat awal menjabat dulu juga sering di demo mahasiswa,” terangnya.
Sehingga pihaknya, berharap Bupati Kabupaten Sumenep mengevaluasi kembali kepemimpinan Dinas Pendidikan hari ini.
Sementara itu, Hingga berita ini ditulis, kepala dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Agus Dwi Saputra saat dikonfirmasi lensamadura.com mulai Rabu-Kamis 26 Mei 2022 belum ada respon.
Padahal akun whatsAppnya Online dan dihubungi via telephone berdering. (Pur/Yan)