SURABAYA, lensamadura.com – Setelah usai memanggil pengurus Cabang Olahraga (cabor), KONI Jatim akhirnya menetapkan 35 cabor untuk persiapan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda). Diketahui, 35 cabor tersebut disiapkan dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
KONI Jatim juga melakukan koordinasi, terkait kesiapan masing-masing cabor, menjelang program pemusatan latihan daerah (Puslatda) tersebut. Di antaranya, mengetahui nama-nama yang akan diproyeksikan masuk Puslatda, lalu program masing-masing per tahun sejak 2022 akhir ini, hingga 2024 menjelang PON.
“Program akselerasi apa yang disiapkan untuk mencapai target yang sudah dicanangkan. Cabor sudah presentasi, mulai calon pelatih atlet dan kita evaluasi awal,” kata Kepala Bidang Pembinaan Prestasi KONI Jatim, Dudi Harjantoro, Kamis (11/8/2022) seperti dilansir dari situs resmi KONI Jatim.
KONI Jatim juga akan segera melakukan rekrutmen pelatih untuk Puslatda, yang akan dimulai antara pertengahan atau akhir Agustus 2022 ini. Setelah itu, baru akan dilanjutkan seleksi atlet yang layak masuk Puslatda.
Mantan atlet Gulat Indonesia itu mengatakan, sementara kuota atlet Puslatda diberikan khusus kepada atlet peraih medali di PON XX 2021 Papua. Jika melihat hasil PON lalu, Jatim meraih 287 medali terdiri dari 110 emas, 89 perak dan 88 perunggu. Meski demikian, kata dia, tidak semua cabor masuk ada program puslatda namun dialihkan masuk program pembinaan khusus (Binsus). Tercatat dari 67 cabor yang dipertandingkan di PON 2024, ada 32 cabor masuk program Binsus dan sisanya 35 cabor Puslatda.
“Ada cabor tertentu yang kita binsuskan. Terdiri dari cabor beregu, lalu cabor perorangan yang kita binsuskan karena prestasi. Meskipun dia dapat medali di PON tapi bukan emas kita binsuskan,” ujar Dudi menambahkan.
Sementara waktu, binsus tersebut diberikan kepada cabor untuk mempersiapkan diri mengikuti agenda kejuaraan nasional (Kejurnas) 2022, sebagai ajang pembuktian.
“Ini merupakan motivasi untuk mereka agar tidak menyepelekan program. Ini kan tandanya pembinaan gak berhasil dari target yang kita berikan, merosot tanpa emas kita binsuskan,” sambung Dudi.
Namun, apabila hasilnya jauh lebih baik saat kejurnas 2022, cabor tersebut bisa masuk program Puslatda di tahun 2023 mendatang sebagai persiapan menuju Pra PON.
Di sisi lain, ketika ada atlet peraih medali yang dapat jatah Puslatda yang pindah atau pensiun, maka jatah Puslatdanya bisa digantikan oleh atlet lain. Tapi, penggantinya tidak sembarang melainkan yang memiliki proyeksi meraih medali emas di PON.
“Itu tetap harus digantikan tapi bukan merupakan hak. Ketika slotnya kosong, boleh diganti tapi harus melihat data prestasi dan prospek ke depan. Kalau menjanjikan, boleh diganti atlet dari cabor tersebut. Kalau tidak ada prospek, maka kita akan alihkan ke cabor lain yang punya prospek lebih besar,” pungkas Dudi. (red)
Sumber: konijawatimur