SUMENEP, lensamadura.com -Sebelumnya beredar berita terkait dugaan kasus penganiayaan oleh oknum Polsek Sapeken terhadap dua orang remaja warga setempat inisial A (17) dan AA (17). Kejadian ini pun mendapat respons dari Polres Sumenep.
Dalam keterangan yang diterima Lensa Madura, Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti S menulis klarifikasi berupa bantahan atas berita dugaan penganiayaan oleh oknum Polsek Sapeken tersebut.
Sayangnya, dalam rilis tersebut ia malah berkilah dan membantah, bukan memberikan hak jawab kepada sejumlah media yang menulis berita dugaan penganiayaan tersebut.
Pasalnya, menurut dia luka memar yang dialami A (17) dan AA (17) bukanlah ulah oknum Polsek Sapeken.
“Terkait luka memar yang dialami AWR, AZ, AB, FA dan IR adalah akibat perkelahian yang terjadi sebelumnya, bukan karena dianiaya oleh oknum Polsek Sapeken,” demikian bantahan Kasi Humas AKP Widiarti S, Senin, 15 April 2024.
Akan tetapi, penyataan tersebut tidak berbanding lurus dengan fakta yang sebenarnya. Berdasar rekaman video salah satu korban, A bercerita panjang lebar terkait kronologi kejadian saat dirinya mendapat perlakuan tidak baik dari oknum Polsek Sapeken.
Dalam video tersebut, korban A mengisahkan apa yang dialami dirinya dan teman-temannya. “Awalnya itu teman saya dan teman saya yang satunya berantem,” kata A memulai cerita.
Mengetahui hal itu, lanjut A, dirinya berinisiatif untuk melerai kedua temannya yang berkelahi dengan datang ke lokasi kejadian.
“Ingin saya perbaiki, sama-sama teman saya, kan. Tapi tiba-tiba itu sudah langsung dihajar, karena mabuk itu kan. Datang lagi ini teman saya yang lain, tapi lagi-lagi juga dihajar,” paparnya.
Tak lama kemudian, sambung A, keadaan pun damai karena didatangi petugas dari kepolisian setempat. Namun A berupaya menyembunyikan apa yang dia ketahui soal kejadian dirinya dan teman-temannya.
“Didatangilah kita oleh polisi. Diambillah saya, (tapi teman-teman, red) saya sembunyiin. Tiba-tiba saya langsung ditampar, dua kali,” akunya.
Setelah itu, dirinya diperkenankan pulang oleh polisi yang bertugas. Akan tetapi, keesokan harinya ia diminta agar kembali dengan membawa AA.
Singkat cerita, keesokan harinya, Minggu, 7 April 2024, tanpa sepengetahuan A, AA katanya sudah dijemput oleh petugas kepolisian.
“Saat diambil, saya pura-pura ditanyakan oleh polisi. Kalau jam segini AA sudah bangun nggak? Saya jawab nggak tahu pak, saya baru bangun,” kata A menirukan percakapannya kala diinterogasi polisi.
“Nah, sesampainya di kantor, saya ditanyakan lagi, kamu tahu nggak siapa yang nyembunyiin AA? Saya pun bilang nggak tahu, dan langsung ditampar saya,” tegasnya.
Setelah itu, menurutnya AA lalu turut dipanggil untuk dipertemukan dengan dirinya. “Sudah itu, juga diambil ini (si AA red), saya lihat dia ini juga sudah bengkak ininya,” kata A, sambil menunjuk pelipis kiri dan kanannya.
A mengaku dirinya dipukul oleh petugas kepolisian kurang lebih 20 kali. “Kurang periksa juga ya, kurang lebih 20 kali. Sekitar itu lah, pakai sandal Eiger,” pungkasnya.
Terpisah, pihak keluarga korban inisial S, melalui rekaman video pendek juga memberikan pernyataan singkat bahwa dirinya tetap keberatan atas sikap kepolisian saat melakukan interogasi terhadap dua anak remajanya yang sama-sama baru menginjak usia 17 tahun itu.
“Kami sebagai pihak keluarga tetap tidak terima ddngan apa yang dilakukan Kapolsek Sapeken kepada anak-anak kami yang semena-mena, tidak berperikemanusiaan, menganiaya anak-anak kami seperti binatang. Kami akan menuntut balik,” kata S, Senin, 15 April 2024.
Sekadar diketahui, berikut rilis kejadian versi Polres Sumenep soal dugaan kasus penganiayaan oleh oknum Polsek Sapeken.
Polres Sumenep Bantah Oknum Anggota Polsek Sapeken Aniaya Dua Remaja
SUMENEP – Terkait pemberitaan sebelumnya di media online limadetik.com (oknum anggota Polsek Sapeken diduga aniaya dua remaja hingga memar), jnn.co.id (oknum polisi polsek Sapeken Sumenep diduga aniaya dua remaja hingga memar), dapurrakyatnews.com (2 remaja menjadi korban penganiayaan yang di duga dilakukan oknum anggota Polsek Sapeken), dimadura.id (gunakan sandal Eiger oknum polsek Sapeken diduga aniaya 2 remaja hingga bonyok), www.memoonline.co.id (diduga dianiaya oknum anggota Polsek dua remaja di Sapeken bonyok), lensamadura.com (oknum polisi di Sumenep diduga aniaya dua remaja korban bakal lapor ke propam) dan serikatnews.com (2 remaja dianiaya oknum polisi polsek Sapeken), dalam hal ini Polres Sumenep membantah.
Adapun kronologisnya berawal pada hari Sabtu tanggal 6 April 2024 sekitar pukul 22.30 wib korban AW bertemu AA di depan Telkom Sapeken lagi minum minuman keras jenis arak bersama temannya, kemudian AWR mengingatkan AA tetapi AA tidak terima dan berkata “jangan ikut ikutan setan”, tiba tiba AA menyerang AWR, dalam perkelahian tersebut AA kalah dan pulang untuk mengajak teman temannya.
Beberapa menit kemudian AA mengajak teman temannya yang bernama AZ, FA, AN, IR, maka terjadilah perkelahian yang kedua, dan saat itu datang anggota Polsek Sapeken yang sedang patroli, melihat kedatangan petugas mereka langsung melarikan diri. Dan petugas mencari AA dkk untuk dipertemukan dengan AWR, ketika bertemu keduanya hampir terjadi perkelahian namun dihadang oleh petugas Polsek Sapeken.
Akibat kejadian tersebut Polsek Sapeken mengundang kedua belah pihak untuk datang ke Polsek agar permasalahan keduanya diselesaikan secara kekeluargaan, dengan didampingi para wali masing-masing bersepakat untuk masalah pengeroyokan tersebut dengan membuat surat pernyataan.
Terkait luka memar yang dialami AWR, AZ, AB, FA dan IR adalah akibat perkelahian yang terjadi sebelumnya, bukan karena dianiaya oleh oknum Polsek Sapeken,” jelas Kasi Humas Akp Widiarti. (red)