SUMENEP, lensamadura.com – Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga Dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep angkat suara terkait harga karcis masuk Pantai Lombang, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep yang diduga naik Rp 5 ribu dari harga lama.
Dilansir dari media suaramadura.id bahwa harga karcis masuk Pantai Lombang yang naik sebesar 5 ribu rupiah itu sontak menuai perdebatan masyarakat Sumenep di berbagai WhatsApp Group (WAG).
Salah satunya dari Raden Pramono dan Ferry Saputra yang merupakan anggota WAG Forum Pariwisata Sumenep itu.
Dalam keterangannya menuturkan bahwa karcis yang ditarik pengelola wisata lombang itu terkesan ada kejanggalan harga, diharga lama tertera 13.000 tapi di tutupi dengan stempel dengan harga yang tertera 18.000 untuk sekali masuk.
Bahkan pihaknya menilai bahwa pengelola tidak profesional dalam pembuatan karcis dengan fakta dilapangan.
“Kalau ada perubahan harga, harusnya diprint ulang dokumen karcisnya, bukan menggunakan karcis yang lama dengan menutupinya dengan stempel,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep Mohamad Iksan saat dikonfirmasi lensamadura.com memberikan penjelasan terkait viralnya berita tersebut.
“Karcis untuk masuk ke lokasi pantai Lombang dan Slopeng itu tetap Rp 5 ribu rupiah untuk biaya retribusi,” kata Mohamad Iksan, Kamis, 5 Mei 2022.
Ia menjelaskan, terkait adanya kenaikan karcis yang diberitakan salah satu media, pihaknya menuturkan bahwa ada kerjasama pertunjukan yang diselenggarakan Pokdarwis untuk Desa Lombang dan Karang Taruna Desa Semaan untuk wisata Slopeng.
Jadi retribusinya Rp 5 ribu dan sisanya adalah untuk kerjasama penyelenggaraan pertunjukan. Elektone untuk wisata di Lombang dan tarian tradisional Sumenep (Tari Topeng) untuk Wisata Slopeng yang akan dilaksanakan di dua destinasi wisata nantinya di malam ketupatan.
“Karcis masuk tetap untuk retribusinya 5 ribu dan tambahannya Rp 13 ribu untuk kerjasama penyelenggaraan event yang akan diselenggarakan masyarakat Sekitar (Pokdarwis dan karangtaruna),” jelasnya.
Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan bahwa dari dua destinasi tersebut atas penyelenggaraan event, pihaknya sudah mendapatkan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) sebesar Rp 150 Juta. Dibayarkan pihak ketiga kemarin sebelum Idulfitri.
“Rp 80 juta dari Lombang dan Rp 70 juta dari Slopeng. Itu kontrak dengan pihak ketiga mulai setelah Udulfitri sampai lebaran ketupat,” pungkas Iksan. (Pur/Yan)