SUMENEP, lensamadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat tetap melakukan pengembangan bawang merah.
Sumenep sebagai salah satu kabupaten paling timur di Pulau Madura memiliki potensi agropolitan paling menjanjikan. Sektor pertanian masuk mata pencaharian paling utama baik di daratan maupun di beberapa kepualuan.
Berdasarkan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep tahun 2021 kontributor terbesar produk Regional Domestik Bruto (PDRB) yaitu 39,41% sebagai penghasil agropolitan terbesar dibanding sektor lainnya. Agropolitan Kabupaten Sumenep mencapai 207.010 hektar dengan jumlah produksi 828.814 ton.
Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid melalui Kabid Prasarana Erfan Efendi menyampaikan, pengembangan tanaman bawang merah dilakukan karena di Kabupaten Sumenep sangat berpotensi pada penanaman bawang merah varietas Rubaru.
“Tanaman bawang merah sangat cocok sebagai pengganti tanaman tembakau, karena hasil panennya tidak kalah dengan tembakau,” kata Erfan Efendi, Selasa, 26 Maret 2024.
Ia menjelaskan, bawang merah yang semula hanya ditanam oleh para petani di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, kini secara perlahan para petani lain sudah banyak yang menanam, bahkan hasil produksinya tidak kalah dengan desa penghasil bawang yang sebelumnya.
“Lahan sawah yang cocok ditanami bawang merah umumnya lahan yang tidak tergenang air, selain itu ada bantuan bibit dari pemerintah, serta diberi penyuluhan dan pendampingan, baik teknis atau bantuan stimulan,” tambahnya.
Bahkan, kata dia, untuk tahun Ini kelompok tani di kecamatan Rubaru dan pasongsongan juga kembali akan menerima Bibit bantuan Bawang merah program Upland Project dari kementerian pertanian (Kementan RI)
“Insyaallah pertengahan Bulan April mendatang sudah mulai disalurkan,” tandasnya. (red)