SURABAYA, lensamadura.com – Ketua KONI Jatim Muhammad Nabil mengapreasi langkah Perbasi menertibkan seluruh pengurus di semua tingkatkan untuk taat adiministrasi sebelum menggelar event.
“Langkah yang dilakukan Perbasi Jatim cukup bagus karena sebagai bentuk baiknya administratif. Semua harus mendapatkan rekomendasi dari induk organisasinya,” kata Muhammad Nabil, Senin, 25 Maret 2024.
Langkah yang diambil Perbasi Jatim bukan tanpa alasan. Pasalnya, mereka sempat memberhentikan event basket 3×3 di Tulungagung beberapa waktu lalu.
“Pemberhentian dilakukan karena penyelenggara event tidak mengantongi izin dari Perbasi Jatim,” kata Ketua Perbasi Jatim Grace Evi Ekawati.
Menurutnya, jika event digelar tanpa izin, maka kredibilitas event dipertanyakan. Pada akhirnya, pembinaan prestasi tidak akan berjalan baik.
“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman. Sehingga, jika terjadi masalah ada pihak yang bertanggung jawab,” ujar Mama Evi.
Bahkan, tindakan tegas yang ia lakuan dengan tujuan supaya anggota tertib dan menaati aturan dari Perbasi. Jika kejuaraan itu, antar sekolah atau klub lokal harus izin ke Perbasi Kabupaten/Kota. Kalau pesertanya antar kabupaten dan kota dalam provinsi, maka izin ke Perbasi Provinsi.
“Saya melakukan ini semata-mata untuk melindungi pemain atau atlet supaya lebih aman, sehingga jika terjadi masalah ada pihak yang bertanggung jawab,” tegasnya.
Ia menegaskan, semua anggota atau EO yang mengadakan turnamen atau kompetisi harus bersikap disiplin. Semua kegiatan atau event basket harus mendapat rekomendasi dari Perbasi Jatim.
“Saya melakukan ini untuk edukasi, pembelajaran dan pembinaan kemajuan bola basket Jatim,” tutur Mama Evi.
Jika tidak ada atau kurang dana, dirinya siap memberi solusi dengan memberi bantuan. “Sumenep, misalnya. Mereka menggelar event basket, saya bantu pendanaan hingga menyediakan hadiah,” terangnya.
Sebagai bentuk hukumannya, kata Mama Evi, yakni tidak diperkenankan menggelar acara atau pertandingan basket selama dua tahun.
“Untuk panitia, karena itu wasit FIBA yang dimiliki Perbasi Jatim kami hanya memperingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan seperti pertandingan tanpa rekomendasi dari pengurus Perbasi kabupaten dan kota atau provinsi,” pungkas Mama Evi.
Persolan ini pun mendapat respons dari Ketua KONI Jatim Muhamamd Nabil. Ia berpendapat, langkah yang dilakukan Perbasi Jatim sudah cukup tepat dengan menghentikan event basket di Tulungagung yang tidak meminta rekomendasi dari induk oraganisasinya.
Semua induk organisasi, kata Nabil, sudah menjadi kewajiban dimintai izin jika anggotanya mengadakan kegiatan dengan mengelar turnamen.
“Semua induk organisasi akan melakukan hal serupa, bahkan Perbasi Jatim setahu saya akan memberikan secara gratis kepada pengurus kota dan kabupaten yang ingin menggelar pertandingan. Jadi kalau ada apa-apa ada yang bertanggung jawab dan tidak liar,” tandas Nabil. (kj/red)