Banyak orang yang mempelajari sejarah untuk membuktikan suatu kebenaran. Akan tetapi, dari sederetan orang yang mempelajari sejarah, tidak semua dapat membuktikan akan kebenaran sesuatu. Namun ada juga yang menemukan kebenaran dengan sejarah. Hal ini membuktikan bahwa sejarah sifatnya relatif.
Sejarah dipelajari bukan terutama untuk mengungkap kebenaran, karena mereka yang belajar sejarah tahu bahwa selalu ada sisi sejarah yang sulit terungkap. Sejarah seperti puzzle yang sulit menjadi lengkap, karena kejadiannya melibatkan banyak orang. karena itu mereka yang menginginkan kebenaran sejarah seperti memburu sesuatu yang ditakdirkan untuk selalu nisbi.
Sejarah dipelajari, tujuan utamanya, agar kita bisa berkaca dan tak lagi mengulang kesalahan yang sama di masa yang akan datang. (KH. Ahmad Halimy S. E., MPd.I)
Di sekolah, kita pernah mempelajari tentang sejarah. Di sana kita diajari tentang teori Darwin. Seakan akan teori Darwin adalah fakta kebenaran yang disertai dengan gambar evolusi kera menjadi manusia. Semua murid, bahkan guru mempercayai akan teori tersebut. Namun seiring berjalannya waktu, pengkajian dan penelitian terus dilakukan oleh para ilmuan. Teori Darwin pun terbantahkan. Bahwa manusia sama sekali tidak berasal dari kera.
Itulah salah satu tujuan mempelajari sejarah. Agar kita tidak selalu mengulang kesalahan yang sama dimasa yang akan datang. Agar kita selalu mengambil pelajaran dari kejadian yang masa lalu, dan selalu memperbaiki keadaan. Bahkan bukan sejarah zaman dulu yang kita dapat pelajari. Kita pun dapat belajar dari sejarah perjalanan hidup kita sendiri. (*)