Berita

MWC NU Gayam Gelar Harlah k-99 Nahdlatul Ulama

751
×

MWC NU Gayam Gelar Harlah k-99 Nahdlatul Ulama

Sebarkan artikel ini
MWC NU Gayam Gelar Harlah k-99 Nahdlatul Ulama

SUMENEP, Lensa Madura – Majelis Wakil Cabang Nahdlatul-Ulama (MWC NU) Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep menggelar Harlah ke-99 Nahdhlatul Ulama. Bertempat di halaman  Kantor MWC NU Kecamatan Gayam, Rabu, 17 Februari 2022.

Kegiatan itu dihadiri oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumenep KH. Surya Fajar sekaligus pengisi ceramah. PAC GP. Ansor , Banser, Muslimat dan Fatayat Kecamatan Gayam serta masyarakat setempat.

DISPLAY ADVERTISING
Ucapan Ramadan KPU Sumenep

Ketua Tanfidziyah MWC NU Gayam Mas’odi S. Ag dalam sambutannya menyampaikan, warga nahdliyin yang hadir untuk selalu menumbuhkan ghirah perjuangan yang sudah dicontohkan oleh para muassis Nahdlatul Ulama.

Baca Juga :  Anggota Fraksi PKB DPR RI: Provinsi Madura Harus untuk Kemaslahatan Masyarakat Madura

“Harlah NU ini mari jadikan semangat juang kita seperti apa yang sudah didicontohkan oleh para pendahulu kita,” ajaknya.

Hal senada juga disampaikan Sekcam Kecamatan Gayam H. Risman. Menururtnya, semangat juang sebagai warga Nahdliyin bisa aplikasikan dengan cara mendukung apa yang sudah menjadi program dan pembangunan Nahdhatul Ulama, khususnya di MWC NU Gayam.

Baca Juga :  Peduli Pendidikan, Kades Pancor Bantu Guru Madin dan Musala

“Saya mendukung penuh program program MWC NU Gayam ini. Termasuk Pembangunan kantor MWC ini,” ungkap pria yang juga mantan Ketua PAC GP. Ansor Gayam itu.

Sementara itu, dalam ceramahnya, KH. Surya Fajar menjelaskan semangat juang warga Nahdliyin Gayam dalam membangun Nahdlatul Ulama sudah terlihat dari cara menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bubbol Wathan, dan Mars Banser.

Baca Juga :  RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep Tingkatkan Layanan Kesehatan Melalui Poli Nyeri

“Saya bangga, sudah terlihat. Menyanyikan Indonesia Raya, khubbol waton dan mars Banser dengan menghayati dan menggebu gebu,” ungkapnya.

Namun menurutnya, jangan sampai berharap mencari hidup dalam NU, tapi justru warga Nahdliyinlah yang harus menghidupi NU. merawat dan terus mengembangkannya.

“Maka dari itu, jangan jadikan NU ini sebagai suami kamu. Tapi jadikan NU sebagai istri kamu,” pesannya. (Udi)

Info LensaMadura