SUMENEP, lensamadura.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumenep menggelar silaturrahim dan ta’aruf antara anggota dan pengurus baru di kantor sekretariat FKUB yang terletak di Yayasan Islamic Center Bindara Saod Sumenep, Minggu, 13 November 2022.
Acara tersebut dihadiri jajaran pengurus FKUB Sumenep yang terdiri dari tokoh perwakilan dari lima agama. Yaitu dari Islam, Kristen, Katolik, Buddha dan Kong Hu Chu, dan Pemuda FKUB.
Kegiatan diawali dengan pembacaan doa menurut keyakinan agama masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars FKUB.
Ketua FKUB Sumenep KH Qusyairi Zaini menyampaikan, FKUB hendaknya benar-benar bisa menjadi media pemersatu bangsa. Menurutnya, semua pengurus harus secara massif memberikan edukasi terkait pentingnya membangun persaudaraan dan menjaga hubungan baik antar umat beragama atas dasar toleransi.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, sikap toleransi saja tidak cukup. Namun harus juga bisa mewujudkan sikap saling apresiasi antar umat beragama.
“Bangsa Indonesia ini terdiri dari beragam macam ras, suku dan agama. Namun meskipun demikian, dari sejak dahulu kala, bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang selalu hidup rukun dan damai dalam berdampingan sehingga dikagumi oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Hanya sayang, akhir-akhir ini di negeri kita sudah mulai bermunculan kelompok-kelompok agama yang berpaham intoleran dan radikal, bahkan anti Pancasila,” kata KH Qusyairi Zaini dalam sambutannya.
Menurut Wakil Ketua Tanfidziah MWCNU Ganding dan pengasuh Ponpes Hidayatul Ulum itu, kelompok-kelompok intoleran dan radikal tidak boleh diberi ruang sedikit pun untuk mengembangkan sayapnya di negeri ini.
“Sebab NKRI bukanlah hadiah dari bangsa asing, melainkan dibangun atas jerih payah dan perjuangan para leluhur yang notabene bukan hanya dari satu golongan agama tertentu saja,” tambahnya.
Ia juga berharap agar semua pengurus FKUB Sumenep yang baru bisa terus bersinergi dan menjaga komunikasi yang baik antar pengurus. Sehingga nantinya bisa bersama-sama berkomitmen untuk memajukan FKUB.
“Kalau di kepengurusan FKUB sebelumnya sudah bagus, maka di kepengurusan FKUB saat ini harus bisa lebih bagus. Karena kalau sama dengan yang sebelumnya berarti kita hanya jalan di tempat,” tegasnya.
Sementara KH Hazmi Basyir, S. Ag sebagai Ketua II, yang juga hadir pada acara tersebut, berharap agar FKUB Sumenep nantinya tidak hanya sekadar ada namanya.
“Jangan sampai FKUB Sumenep hanya ada namanya namun tidak ada kegiatannya. Kita harus punya agenda-agenda kegiatan yang bersifat riil dan bisa langsung menyentuh kalangan bawah. Misalnya sarasehan, sosialisasi tentang kerukunan antar umat beragama, bakti sosial dan lain sebagainya,” kata Hazmi.
Acara tersebut ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh KH Ahmad Suyuti, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jamal Pasongsongan. (**)
Sumber: sumenepkab