Akhmad Ma’ruf Maulana, tokoh pejuang Provinsi Madura. Kini sebagai Ketum Kadin Provinsi Kepri dan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kepri. /Foto Dok. Pribadi For LensaMadura. Com. |
Sumenep,LensaMadura.Com-Akhmad Ma’ruf Maulana, salah satu inisiator pembentukan provinsi Madura kembali angkat bicara.
Menurut tokoh pengusaha sekaligus politisi asal Sumenep, kini sebagai Ketum Kadin Provinsi Kepri ini menyampaikan berbagai kendala.
“Elite Madura tidak pernah kompak. Apalagi kepentingan para politisi di Madura hanya musiman,” tegas Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Kepri ini, menyampaikan salah satu kendalanya, dalam rilis tertulisnya Senin (19/09/2020).
Ma’ruf melanjutkan, kebanyakan hanya gertak sambal untuk membuat provinsi Madura. Sementara, gerakan pembentukan provinsi Madura membutuhkan kekompakan. Terutama, dari semua elemen. Mulai politisi, pengusaha, tokoh masyarakat dan petinggi Pemkab di Madura.
“Sekarang bukan waktunya teriak-teriak Provinsi Madura. Negara lagi terkena musibah pandemi. Belum punya anggaran,” katanya lagi.
Disaat negara tidak punya uang, teriak-teriak provinsi Madura. Nah, di saat ada kesempatan dan ada ruang politisi untuk kompak, malah tokohnya terpecah-pecah. Seolah-olah harus seijin yang dituakan. Akhirnya, lanjut pemilik industri wiraraja Group di Batam ini, Madura selalu tertinggal.
“Kesenjangan semakin jauh antara Jawa dan Madura. Selamat tinggal Provinsi Madura. Nunggu negara punya uang, baru kita kembali mikir bersama tentang Madura Provinsi,” pungkas tokoh Madura yang sukses di tanah rantau ini. (Rip)