Berita  

Perjuangan Guru Honorer di Sampang, Tempuh 36 KM Untuk Mengajar

ACT Jatim for lensamadura.com

SAMPANG – (29/01) – Pendidikan menjadi kunci pengembangan sumber daya manusia yang unggul. Di beberapa daerah, pendidikan masih belum mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat. Beberapa guru masih harus hidup dengan kondisi prasejahtera.

Salah satunya, Arie Kristanti. Guru asal Kelurahan Karang Dalem, Kec. Kota Sampang ini, harus menempuh jarak 36 km setiap harinya untuk melaksanakan tugasnya mencerdaskan anak-anak bangsa. Yaitu, untuk sampai ke tempat ngajarnya di SMPN 1 Karang Penang, Kabupaten Sampang, Madura, Jatim. Hal ini menjadi kendala baginya saat ia belum memiliki kendaraan sendiri, karena ia harus berjuang berangkat ke sekolah dengan naik angkutan umum, dengan dua kali ganti angkutan.

ACT Jatim for lensamadura.com

Perjuangannya tak cukup disitu saja, berdasar rilis berita dari ACT Jatim yang diterima lensamadura.com, penghasilan yang didapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga itu pun baru bisa diterima setiap tiga bulan sekali. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga suami Arie bekerja sebagai pedagang makanan ringan di sekolah-sekolah. Sebelum berangkat ke sekolah Ari bertugas menyiapkan dagangan suaminya terlebih dahulu.

Baca Juga :  Guru Ngaji dan Tokoh Masyarakat Batang-Batang Siap Menangkan Fauzi-Eva di Pilkada Sumenep

Sampai saat ini,  Bu Arie yang sudah 14 tahun ngajar ini, belum memiliki tempat tinggal tetap. Sehingga harus menggontrak. Dengan tanggungan 2 orang anak yang masih bersekolah tentu ini menjadi beban yang tidak ringan bagi Ani dan keluarga.

Aksi Cepat Tanggap bersama Global Zakat melalui program Sahabat Guru Indonesia membantu guru prasejahtera seperti Ani dan guru-guru lainnya diberbagai wilayah di Indonesia.

Dipo Hadi, Kepala Program Global Zakat-ACT Jawa Timur, menyatakan perjuangan guru prasejahtera di Jawa Timur harus diapresiasi.

Baca Juga :  LaNyalla Imbau Tracking Ketat Usai Kantor Bupati Bangkalan Ditutup Imbas Covid-19

“Melalui program Sahabat Guru Indonesia, kami menyalurkan bea hidup untuk guru prasejahtera dengan harapan guru bisa optimal dalam mendidik muridnya karena kebutuhan hidupnya sudah tercukupi,” ujar Dipo.

Arie Kristanti, penerima manfaat program Sahabat Guru Indonesia menyatakan kebahagiaannya.

“Terima kasih ACT, telah turut serta membantu kami, para guru. Semoga ke depan semakin banyak program untuk memberdayakan guru Indonesia,” ujar Arie

(lm)